![]() |
Ilustrasi Oligarki. (Foto: Istimewa/ebrilrio.blogspot.com) |
UANG mengendalikan segalanya. Dengan uang aturan dibuat,
hukum ditundukkan, kebijakan diarahkan dan dengan uang pula karir pegawai dan
posisi pejabat ditentukan.
Siapa yang punya uang? Oligarki ! Siapa oligarki? Kelompok
kecil orang yang mengendalikan negeri ini. Dengan uangnya, mereka rampok negeri
ini melalui kebijakan para penguasa.
Ketum partai hingga presiden tunduk karena berhutang
logistik kepada mereka. Saat konggres, partai pakai uang mereka. Saat Pemilu,
semua kepala daerah hingga presiden di-ijon oleh mereka. Tidak sedikit kepala
daerah yang melawan mereka, tak lama kemudian ditangkap KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi-red). Minimal jadi tersangka kejaksaan dan kepolisian.
Emang lembaga hukum ini milik siapa? Cukup ! Jangan bertanya lagi.
Ongkos sekolah mahal. Proses karir butuh biaya tinggi. Siapa
yang bisa bantu para abdi negara kalau bukan oligarki. Mereka yang punya uang.
Mereka butuh pengamanan. Mereka butuh bisnisnya bertahan dan berkembang.
Pemilik uang berkuasa. Hampir semua yang berada di struktur
kekuasaan tunduk, atau minimal berkolaborasi dengan mereka. Lihat isi
undang-undang dan berbagai peraturan di bawahnya. Ada banyak kepentingan mereka
yang diprioritaskan.
Kasus pulau reklamasi Jakarta, Rempang Batam dan terkini,
PIK (Pantai Indah Kapuk-red) 2 Banten. Untuk kepentingan siapa? Siapa di
belakang proyek-proyek raksasa yang dikawal oleh kebijakan negara ini? Anda
sudah pasti tahu. Ini hanya beberapa bukti betapa oligarki bisa mengendalikan
kekuasaan.
Tiga proyek besar ini lahir pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Reklamasi Jakarta dimulai saat Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta. Rempang
juga muncul pada era Jokowi. PIK 2 dijadikan PSN (Proyek Strategis Nasional)
oleh Jokowi. Apakah Jokowi dikendalikan oligarki? Cukup ! Jangan bertanya lagi.
Jokowi sudah tidak jadi presiden lagi. Kekuasaannya akan
berangsur melemah. Ketika semua pejabat era Jokowi diganti oleh Prabowo Subianto sebagai Presiden RI. Mulai
dari kepolisian, kejaksaan, kehakiman, BIN (Badan Intelijen Negara), dll,
kekuasaan Jokowi akan melemah.
Berarti, kekuatan Jokowi bergantung Prabowo? YES ! Lawan
Jokowi akan otomatis menjadi musuh Prabowo jika Prabowo terus memberikan ruang
bagi Jokowi untuk intervensi terhadap setiap kebijakannya.
Beberapa bulan ini, santer kabar oligarki rajin ke Istana
Solo, Jawa Tengah. Silahkan pantau, siapa saja yang ke Solo dan urusan proyek
apa?
Apakah ini pertanda bahwa oligarki tidak mampu menembus
pintu gerbang istana Prabowo? Mereka harus datang ke Jokowi agar berbisik
kepada Prabowo: "tolong bukain pintu istana dong...".
Bagaimana dengan Gibran Rakabuming Raka? Tidakkah ia adalah wakil presiden.
Sebesar apa kekuatan politik dan pengaruh kekuasaan Gibran?
Teringat nasib para wakil-wakil presiden sebelumnya. Ada
Jusuf Kalla dan Kiai Ma'ruf Amin. Jabatan tanpa peran. Apa bedanya Gibran dengan
Jusuf Kalla dan Kiai Ma'ruf Amin? Wakil presiden tidak punya hak tanda tangan.
Tidak punya otoritas untuk membuat kebijakan. Kecuali presiden "tutup
usia" pada pertengahan jalan.
Nasib Jokowi ada di tangan Prabowo. Kuat dan melemahnya
Jokowi akan berpengaruh pada nasib oligarki. Khususnya oligarki dalam
perspektif publik, yaitu para pemilik uang yang sesuka hati kendalikan negara.
Apakah Prabowo akan terus akomodir Jokowi dan memberi ruang
buat para oligarki untuk terus kendalikan negeri?
Surabaya, 19 Januari 2025.
*Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
0 Comments