Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

TPA Rawa Kucing Mulai Olah Sampah Jadi Bahan Bakar Briket

Sejumlah petugas sedang memilah sampah 
sesuai dengan jenis untuk diolah. 
(Foto: Istimewa)  


NET - Pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang mulai mengoperasikan fasilitas Refused Derived Fuel (RDF). Hal ini sebagai upaya untuk pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan, pemanfaatan teknologi RDF ini sebagai bukti bahwa sampah bisa punya nilai ekonomis.

Penjabat (Pj) WaliKota Tangerang Dr. Nurdin mgatakan pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan sampah ini merupakan bagian dari transformasi pengelolaan sampah yang lebih modern, efisien, dan ramah lingkungan.

"Ini bagian dari upaya kita untuk melakukan transformasi pengelolaan sampah di Kota Tangerang dengan strategi hulu hilir ya, sehingga sampah ini juga bisa menjadi bagian dari potensi ekonomi masyarakat. Nah bagian ini, adalah bagian dari strategi hilirnya," ujar Nurdin, Senin (9/12/2024).

Teknologi RDF, kata Nurdin, merupakan pengolahan sampah melalui proses homogenizers menjadi ukuran yang lebih kecil. Hasilnya akan menjadi sumber energi bahan bakar alternatif. Bahan bakar alternatif yang dihasilkan mesin RDF ini berupa briket. Briket dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar industri atau industri rumahan.

"Sambil menunggu pembangkit listrik tenaga sampah jalan. Kemudian, kita melakukan upaya pengelolaan sampah menjadi bahan bakar tumpukan padat atau sering juga disebut dengan RDF," ungkap Nurdin di sela acara Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemkot Tangerang dengan PT Solusi Bangun Indonesia, sekaligus Peluncuran Fasilitas RDF di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing.

Pj Walikota Tangerang Nurdin mendapat 
penjelasan tentang pengolahan sampah. 
(Foto: Istimewa)  


Dengan adanya Fasilitas RDF untuk mengolah sampah tersebut, Nurdin berharap bisa mengurangi beban TPA Rawa Kucing yang semakin terbatas kapasitasnya. Sebagai informasi fasilitas RDF TPA Rawa Kucing ini punya dua line produksi yang bisa mengolah sampah 48-62 ton per hari dengan RDF yang dihasilkan sebanyak 7,2 -9,6 ton RDF per hari.

"Kapasitas produksinya satu line itu sekitar 20 ton per hari. Jadi kita punya dua line produksi jadi maksimal bisa 60 ton per hari. Hasil RDFnya, kita sudah ada pembelinya yaitu PT Solusi Bangun Indonesia, yang hari ini sudah tanda tangan MoU dengan Pemkot," jelasnya.

Nurdin menjelaskan penerapan teknologi dalam pengelolaan sampah seperti RDF ini bisa diimplementasikan di wilayah-wilayah, sehingga sampah yang masuk ke TPA ini hanya residu dari sampah yang sudah diolah.

"Mesin RDF Kota Tangerang ini kita akan kembangkan terus ke wilayah, sehingga yang dibuang ke TPA itu adalah residu. Jadi sebelum dibuang ke TPA sampahnya diolah dulu di TPS Terpadu setempat," jelasnya. (*/pur)



Post a Comment

0 Comments