![]() |
Warga Rempang yang tidak setuju tanah adat mereka dijadikan PSN Tempang Eco-city. (Foto: Istimewa/bbc.com) |
Hal itu disampaikan oleh Tim Solidaritas Nasional Untuk
Rempang dalam Siaran Pers yang diterima Redaksi TangerangNet.Com, Rabu
(18/12/2024). Tim Solidaritas Nasional Untuk Rempang terdiri antara lain
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pekanbaru dan WALHI Riau.
Tim Solidaritas Untuk Rempang menilai sudah waktunya
Presiden Prabowo memiliki perhatian khusus terhadap nasib rakyat Rempang yang
menjadi sengsara dan menderita akibat proyek tersebut.
“Kami harapkan pula Kapolri Bapak Jenderal Polisi Listyo
Sigit Prabowo untuk memerintahkan jajarannya melakukan peenegakan hukum secara
serius dan tegas atas seluruh peristiwa intimidasi dan kekerasan yang dilakukan
kepada masyarakat Rempang,” ujar Andri Alatas yang juga Ketua LBH Pekanbaru.
Andri Alatas pun meminta kepada Komnas HAM mengawasi dan
bertindak tegas atas rentetan pelanggaran
HAM yng terjadi di Rempang, sekaligus mengkoordinasikan dan memastikan
skema-skema perlindungan kepada seluruh masyarakat adat dan di Rempang.
Boy Even Sembiring dari WALHI Riau menjelaskan pernyatakan
tersebut sekaitan untuk kesekian kalinya, masyarakat Pulau Rempang menjadi
korban kekerasan. Kali ini, mereka diserang puluhan orang yang terindikasi
sebagai pegawai PT Makmur Elok Graha (MEG). Peristiwanya terjadi pada Selasa
(17/12/2024) dini hari sekitar pukul 00.50 WIB.
“Data sementara yang berhasil dihimpun, ada beberapa posko
milik warga yang dirusak. Yakni Posko di Kampung Sembulang Hulu dan Kampung Sei
Buluh, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang,” ucap Boy.
Data sementara yang berhasil dihimpun, kata Boy, setidaknya
ada delapan warga yang mengalami luka dan telah dilarikan ke rumah sakit
terdekat. Dengan perincian, empat orang
mengalami luka sobek di bagian kepala; satu orang luka berat; satu warga
terkena panah; satu warga mengalami patah tangan; dan satu warga luka ringan. Selain
itu, belasan kendaraan bermotor milik warga juga dirusak. (*/rls/pur)
0 Comments