Mohammad Fadlin Akbar, jadi kuda hitam. (Foto: TangerangNet.Com/Syafril Elain) |
Pada hasil survey yang dilakukan menempatkan Sachrudin dengan
angka tertinggi 32 persen, diikuti oleh Jamaludin 18,5 persen, Abdul Syukur 14
persen, Ahmad Jazuli Abdillah 13,5 persen, Maryono Hasan 11,5 persen, Hilmi
Fuad 5 persen, dan dan Mohammad Fadlin Akbar 3 persen.
WH yang kini ingin disebut sebagai pengamat politik itu mengatakan
angka 32 persen bagi Sachrudin yang pernah jadi Wakil Walikota Tangerang selama
sepuluh bukan angka yang aman.
“Bila seorang pejabat yang telah berkuasa selama sepuluh tahun
perolehan survey dibawah 40 persen adalah angka yang rawan. Oleh karena, pihak
lawan dapat mengalahkannya,” ujar WH di rumah pribadinya Jalan Haji Djiran,
Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Senin (3/5/2024).
WH yang mantan Walikota Tangerang dua periode itu
menjelaskan meski sekarang ini hasil survey yang diperoleh Sachrudin bakal calon
Walikota Tangerang dari Partai Golkar tertinggi, bukan tidak bisa dikalahkan
dan sangat mungkin dikalahkan lawan.
Kalau begitu peluang terbuka bagi perolehan angka hasil survey
di bawahnya seperti Jamaludin, Jazuli Abdillah atau Maryono Hasan?
“Belum tentu juga. Pak Jamaludin milsanya, sebagai seorang
pejabat eselon dua di Pemerintah Kota Tangerang dengan jabatan Kepala Dinas Pendidikan,
pendukung atau pemilihnya kelak beririsan dengan Pak Sachrudin dari PNS (Pegawai
Negeri Sipil-red). Bila seorang PNS telah memilih Pak Sachrudin tentu tidak
akan memilih Pak Jamal atau sebaliknya,” ucap Gubernur Banten 2017-2022.
Menurut WH, meski Jamaludin sekarang ini Kepala Dinas
Pendidikan sekaligus Ketua PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) Kota
Tangerang belum tentu para guru menarik simpatinya. Sebab, PGRI sebagai
organisasi kurang dirasakan manfaatnya oleh guru.
Begitu juga dengan Maryono Hasan sebagai Kepala Pelaksana
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang. “Pak Maryono jabatan
yang diemban sekaran ini bukanlah yang dekat dengan masyarakat. Akibatnya,
masyarakat kurang mengenalnya dan tidak punya kedekatan warga dalam hal
melaksanakan tugaasnya,” tutur WH yang lolos ke Senayan sebagai anggota DPR RI
pada Pemilu Legislatif 2024.
Bagaimana dengan Jazuli Abdillah? “Jazuli itu kemarin tidak
lolos jadi anggota DPRD Provinsi Banten pada Pemilu Legislatif 2024. Nah,
suaranya di lima kecamatan tidak signifikan. Bagaimana bisa meraih simpatik
warga Kota Tangerang yang tersebar di 13 kecamatan,” ujar WH sembari tersenyum.
Kalaulah Jazuli terus memaksakan kehendaknya, kata WH, tidak
rasional. “Sekarang ini, pemilih rasional. Pada Pemilu kemarin, kita sudah
dikuras tenaga dan dana. Nah, kalau menang seperti saya masih enak. Kalau
kalah, rasa lelah akan melanda,” tukas WH.
Perlu diingat dari Partai Demokrat, imbuh WH, ada lagi yang
lain yakni Helmy Halim sebagai bakal calon Walikota Tangerang 2024-2029. “Mereka
harus bersaing untuk mendapatkan rekomendasi, sementara Partai Demokrat
kursinya hanya empat dan perlu bergabung dengan partai lain. Saya khawatir keduanya
tidak mendapat rekomendasi dari DPP (Dewan Pimpinan Pusat-red) Partai Demokrat.
Sabab, saya tahu kedua orang ini isi tas (dana untuk Pilkada-red) belum
terlihat. Bahkan tidak ada,” ucap WH serius.
Kalau begitu siapa yang akan menjadi kuda hitam dalam
Pilkada Walikota dan Wakil Kota Tangerang 2024-2029?
“Meski perolehan hasil surveynya 3 persen tapi Fadlin Akbar
bisa jadi kuda hitam, yang dapat mengalahkan hasil survey tertinggi. Sebab,
dari yang diuraikan di atas nyaris Fadlin Akbar tidak punya suatu masalah.
Sebagai kader Partai Nasdem dengan lima kursi, sudah bisa sebagai modal untuk
melakukan kerjasama dengan partai lain,” turu WH.
Tapi Fadlin Akbar itu kan anak Pak WH? “Justru anak sayalah
peluang Fadlin lebih besar ketimbang yang lain,” ujar WH meyakinkan.
Ketika pendapat WH tersebut dikonfirmasi kepada Iman Fauzi
Lee dan Acep Helmi yang selama ini mendukung kegiatan Jazuli Abdillah sebagai
bakal Walikota Tangerang 2024-2029, tidak membantah.
“Ada benarnya apa yang disampaikan oleh Pak WH. Tapi, kita lihat nanti, dengan siapa Fadlin
akan disandingkan sebagai calaon Walikota Tangerang dan Wakil Walikota
Tangerang,” tutur Iman yang juga dosen itu.
Sementara Acep Helmi menyebutkan bila sudah ada analisis
dari doktor politik, rasanya sudah mendekati kebenaran. Namun, politik itu
dinamis. “Yah, kita tunggu saja sampai pendaftaran di KPU Kota Tangerang nanti,”
ucap Acep sembari tersenyum. (ril)
0 Comments