Pj Walikota Tangerang Nurdin saat tiba di Balai Warga RW 06, Kelurahan Kunciran Indah. (Foto: Istimewa) |
Penjabat (Pj) Walikota Nurdin mengatakan hal itu Peringatan
Hari Besar Kesehatan dan Gerakan Indonesia Atasi TBC, yang dihadiri oleh para
kepala Puskesmas serta kader Aksi Skrining Mandiri Berbasis Masyarakat (Asmara)
TB se-Kota Tangerang.
"Pemerintah Kota Tangerang terus berkomitmen dalam
upaya pencegahan dan penanganan kasus TBC dari masyarakat melalui berbagai
program-programnya. Alhamdulillah hingga Desember 2023 sudah dapat kami temukan
10.955 kasus TBC dan telah diobati. Angka ini, sudah di atas 100 persen dari
estimasi kasus yang ada yakni 10.181 kasus," tutur Pj Walikota pada acara
yang digelar di Halaman Balai Warga RW 06, Kelurahan Kunciran Indah, Kecamatan
Pinang, Rabu (22/5/2024).
Upaya pencegahan dan penanganan TBC ini, kata Naurdin, tentunya
hanya dapat diwujudkan dengan kolaborasi dan kerja sama dari seluruh pihak
termasuk masyarakat itu sendiri. "Dengan membangun kesadaran kolektif
tentang bahaya dan ancaman penyakit TBC. Insya Allah penyakit ini dapat kita
atasi bersama," imbuhnya.
Berdasarkan Global TB Report tahun 2020, jumlah kasus TBC di
Indonesia tercatat sebanyak 845.000 kasus dan hanya 67 persen yang melakukan
pengobatan, sehingga masih ada potensi penularan dari 33 persen pasien yang
belum diobati.
"Di Kota Tangerang ada 582 kasus per 100 ribu penduduk.
Dengan kata lain setiap 1.000 orang maka ada 5-6 orang yang merupakan pengidap
TBC, dan 2.757 kasus merupakan TBC anak di bawah 15 tahun. Inilah yang perlu
disadari bersama bahwa ada potensi ancaman kesehatan yang ada di sekitar kita
dan anak-anak kita," ungkap Nurdin.
"Karena itulah kesadaran kolektif akan bahaya dan
ancaman dari TBC ini, menjadi penting agar kita dapat saling menjaga diri dan
keluarga terhadap potensi penularan penyakit ini," tuturnya.
Mantan Kepala Pusdatin Kemendagri itu menyampaikan
apresiasinya kepada para kader Asmara TB yang merupakan ujung tombak dalam
upaya pencegahan dan penanganan kasus TBC.
"Di samping tentunya upaya pencegahan yang aktif dan
promotif, melalui skrining dan active case finding, tentunya sangat penting
juga untuk penanganan dan pengobatan TBC karena ini harus intensif, obatnya
tidak boleh berhenti. Di sinilah peran penting kader untuk terus mengingatkan
dan mengedukasi agar pengobatan dan penanganan pasien pengidap TBC dapat tuntas
dan sembuh total," tukas Nurdin. (*/pur)
0 Comments