![]() |
Saat pengurus DPD KNPI Kota Tangerang periode 2021-2024 dilantik. (Foto: Istimewa) |
Dua elemen KNPI Kota Tangerang yakni Barisan Muda Partai
Amanat Nasiona (BM PAN) dan Angkatan Muda Siliwangi (AMS) menyebutkan kegiatan
dipaksanakan tanpa memenuhi quorum.
Rijal - Wakil Ketua BM PAN Kota Tangerang yang juga bagian
dari pengurus KNPI menyatakan rapat pleno KNPI terkesan dipaksakan, dan jauh dari
kata quorum. Pasalnya banyak pengurus yang tidak hadir dalam rapat pleno
tersebut, dari jumlah pengurus KNPI Kota Tangerang berdasarkan Surat Keputusan
(SK) yang dikeluarkan oleh kubu Rano Alfath ada sekitar 120 orang. Sedangkan
pengurus yang hadir dalam rapat pleno tidak sampai 40 orang.
"Saya hadir saat itu dan saya datang sesuai jadwal
undangan pleno jam 5 sore. Lebih dari 3 jam, saya menunggu dan akhirnya rapat
pleno dimulai juga, agak lain memang tapi yang aneh bagi saya di sini ialah
bagaimana mungkin Plt (pelaksana tugas-red) dianggap sah, sedangkan pleno tidak
guorum," tutur Rijal kepada wartawan, Senin (18/3/2024).
Rijal mengatakan terlebih dalam pleno tersebut terlalu
banyak buang waktu untuk hal-hal yang bukan prinsip dalam peraturan organisasi.
"Saya ini pemalu om, tapi kan saya bukan pemula dalam
berorganisasi. Saya kira jadi pengurus KNPI akan lebih profesional, nyatanya
malah banyak bercandanya. Ini pemilihan ketua atau lagi open mic stand up
comedy sih," ucapnya.
Di tempat berbeda, Rd. Muafa - Ketua Angkatan Muda Siliwangi
(AMS) menyatakan bahwa rapat pleno ini merupakan hasil dari kebobrokan KNPI
dibawah kepemimpinan Yudistira Prasasta.
"Sejarah kelam yang terjadi pada KNPI Kota Tangerang
periode ini adalah munculnya dualism, tidak mungkin ada asap jika tidak ada
api. Kenapa hal itu bisa terjadi, dan sampai saat ini belum pernah ada upaya
mediasi untuk rekonsiliasi," bebernya.
Pemuda gempal yang biasa disapa "Bang Iweng"
merupakan keturunan dari Raden Aria Wangsakara yang memang asli keturunan
Lengkong Kiyai ini berpendapat bahwa sudah menjadi kewajiban Yudistira selaku
ketua KNPI untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya sebelum mengundurkan
diri. Karena hal itu tidak dijalankan secara tertib administratif organisasi
maka kini muncul dagelan Plt.
"Ibarat sebuah bus yang sedang melaju kencang,
tiba-tiba pengemudi menghilang. Terjadilah kepanikan di antara penumpang, dan
akhirnya tergelincir di tepi jurang," tutur Bang Iweng menganalogikan.
"Jujur, saya apresiasi atas keberanian IMM (Ikantan
Mahasiswa Muhammadiyah-red), pada saat OKP lain sedang terlelap dalam gempuran
kapitalisme dan kepentingan politik praktis. IMM hadir sebagai lokomotif
pertama dalam menyuarakan etika berorganisasi, menandakan bahwa masih ada yang
rasional dan melek organisasi dalam menyikapi etika berorganisasi. Dan semoga
hal ini dapat memicu semangat pemuda di Kota Tangerang untuk bersatu benahi
KNPI dengan cara Musda," ujarnya. (*/rls)
0 Comments