![]() |
Orang tua dan 11 anak remaja mendapat pengarahan dari Kapolsek Ciledug Kompol Saiful Anwar di kantor Polsek Ciledug. (Foto: Istimewa) |
Kesebelas remaja usia belasan itu diamankan di Jalan
Sukarela, Kelurahan Paninggilan, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Banten.
Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Zain Dwi Nugroho
melalui Kapolsek Ciledug Kompol Saiful Anwar mengungkapkan para pelaku remaja
yang diamankan ini masing-masing berinisial DMS, 15, HAS, 14, KA, 15, DR, 16,
GDY, 15, FAL, 14, AGM, 14, MAI, 14, AS, 17, FY, 15, dan SI, 14.
"Bahwa sebelumnya beredar infor di media sosial (Medsos)
ada sekelompok anak remaja telah melakukan perang sarung di depan Masjid Jami Nurussalam,
Jalan Sukarela," tutur Saiful kepada wartawan di kantor Polsek Celiedug,
Jumat (22/3/2024).
Kapolsek mengatakan di perbatasan Kota Tangerang dan Jakarta
Selatan tersebut segera menugaskan jajaran Polsek Ciledug untuk mengamankan
belasan remaja yang merupakan pelaku perang sarung itu.
‘’Saat anggota tiba di lokasi, mereka hendak perang
sarung antara kelompok remaja. Namun, rencana aksi perang sarung ini
berhasil kita gagalkan,’’ ujarnya.
Dari tangan para remaja itu, polisi mengamankan barang
bukti berupa telepon genggam dan sarung yang sudah diikat seperti lilitan
kabel.
"Dari hasil interogasi terhadap kesebelas anak remaja
yang telah diamankan didapati sejumlah bukti. Mereka mengaku melakukan perang
sarung yang sebelumnya janjian melalui medsos instagram," ungkap Saiful.
Saiful menyampaikan dari tindakan yang telah diambil,
pihaknya memanggil para orangtua dari 11 remaja itu. Termasuk memanggil
tokoh masyarakat setempat. Mereka diminta untuk membuat surat pernyataan agar
tidak lagi melakukan perbuatan tersebut.
"Ke-11 remaja itu sudah kami pulangkan ke orangtuanya
masing-masing dengan perjanjian secara tertulis agar pada kemudian hari tidak
melakukan hal itu kembali, disaksikan para tokoh masyarakat dan orangtuanya,”
jelas Saiful.
Saiful mengimbau kepada masyarakat dan orangtua agar
memperhatikan anak-anaknya saat berada di luar rumah, terlebih pada malam
hari, sehingga hal yang tak diinginkan tidak terjadi.
“Mari bersama, kita ajarkan anak-anak kita untuk melakukan
aktivitas yang positif pada usianya. Lebih baik mengaji, belajar ilmu agama
atau membangunkan sahur dengan cara-cara yang baik. Yang terpenting pengawasan
ketat, pukul 10.00 WIB malam pastikan anak-anak harus sudah di rumah,” pungkasnya.
(*/pur)
0 Comments