![]() |
Syafril Elain Rajo Basa (Foto: Ist/koleksi Syafril Elain, RB) |
Oleh: Syafril Elain Rajo Basa
GAIRAH Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Banten 2024 mulai terasa gerak-geriknya. Penulis menyaksikan melalui pemasangan sejumlah alat peraga kampanye (APK) sudah bertebaran di jalan protokol di tengah kota yang tersebar di delapan kabupaten dan kota yang ada Provinsi Banten.
Sebut saja nama Airin Rachmi Diany, mantan Walikota
Tangerang Selatan (Tangsel) dari Partai Golongan Karya (Golkar), Gembong R.
Sumedi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang kini pimpinan DPRD Provinsi
Banten, Arief Rachadiono Wismansyah adalah Walikota Tangerang, dan Yandri
Susanto yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI.
Dalam hal ini terlihat Airin Rachmi Diany dengan tegas
menyatakan sebagai bakal calon Gubernur Banten setelah mendapat lampu hijau
dari Partai Golkar, menggeser kandidat kuat Andika Hazrumy yang mendapat tugas
menjadi bakal calon Bupati Serang.
Airin Rachmi Diany, penulis sebutkan agresif bersosialisasi
dengan alasan pemasangan APK bergambar dirinya tersebut terpasang mulai dari
ujung Kota Tangerang di Ciledug sana
sampai Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak. Ciledug berbatasan dengan DKI Jakarta
dan Sajira berbatasan dengan Bogor.
Gambar Airin terpasang baik di jalan protokol sampai di gang
sempit sekalipundan tetap dengan senyum
cantiknya. Bukan hanya di tempat tanpa berbayar, di lokasi berbayar pun gambar
Airin terpasang. Di media luar ruang (billboard), di baliho, dan media online.
Pokoknya semua pelosok dan ruang ada Airin.
Selain pemasangan APK, Airin melakukan serangkaian pertemuan
dengan warga untuk menyampaikan niat baiknya menjadi bakal calon Gubernur
Banten 2024. Paling tidak itu dilakukan Airin di Kota Tangerang dan akhirnya
tercium oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Tangerang. Airin pun
diperingati oleh Bawaslu Kota Tangerang untuk melayangkan “surat kegiatan”,
setiap kali melakukan pertemuan dengan warga.
Sementara itu, Arief Wismansyah berkeinginan untuk menjadi
bakal calon Gubernur Banten dengan gaya malu-malu kucing. Kenapa disebut
malu-malu kucing?
Oleh karena Arief ketika ditanya oleh wartawan, belum mau
berterus terang untuk maju sebagai bakal calon Gubernur Banten 2024. Namun,
spanduk yang menandakan Arief Wismansyah akan maju sebagai bakal calon Gubernur
bertebaran di sejumlah daerah. Mulai dari Kota Tangerang sampai dengan
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.
Penulis menilai hal itu bisa terjadi karena Arief sebagai
kader Partai Demokrat punya rekan satu partai yakni Iti Octavia Jayabaya yang
kini menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat
Provinsi Banten.
Dipandang dari sisi kesempatan, bila Iti Jayabaya berminat
untuk menjadi bakal calon Gubernur Banten tentu peluang lebih besar untuk
mendapat “surat kepercayaan” dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat.
Apa betul begitu? Ya, mekanisme untuk menentukan calon
kepala daerah baik kota, kabupaten, dan provinsi digarap terlebih dahulu di
daerah yang bersangkutan. Nah, sementara Iti Jayabaya yang punya keinginan yang
sama dengan Arief sebagai bakal calon Gubernur Banten. Dengan mudah ditebak,
tentu Iti Jayabaya akan mendahulu dirinya ketimbang Arief. Apalagi Iti Jayabaya
sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Banten.
Pada sisi lainnya, Iti Octavia yang sudah dua kali menjadi
Bupati sama dengan Arief dua kali jadi walikota, punya ayah Mulyadi Jayabaya yang
selama ini dijuluki sebagai Jawara Banten.
Mulyadi Jayabaya selalu bersemangat memajukan anaknya
menjadi kepada daerah yang lebih tinggi lagi. Penulis berpendapat Mulyadi
Jayabaya akan ikut bergerak meloloskan putrinya untuk menjadi calon Gubernur
Banten dengan segala kemampuannya.
Bakal calon lainnya, Gembong Sumedi dari PKS ikut pula
menyebar APK di sejumlah titik sama halnya dengan Airin dan Arief. Gembong soal
pencalonan Gubernur Banten di internal sudah selesai. Oleh karena Gembong
secara resmi sudah dideklarasikan PKS sebagai bakal calon Gubernur Banten pada
Pilkada 2024 nanti.
Lantas bagaimana dengan H. Wahdin Halm yang menjabat sebagai
Gubernur Banten 2017-2022 dan H. Rano Karno yang menjadi Gubernur Banten 2015-2017?
Belum terdengar sepak terjang keduanya.
Penulis menilai baik Wahidin Halim maupun Rano Karno masih
tenang-tenang saja bila dilihat dari APK yang disebar dipenjuru pelosok
Provinsi Banten yakni belum ada.
Bisa jadi kedua tokoh Banten tersebut masih meyakinini bahwa
hasil survei Parameter Politik Indonesia yang dirilis Senin, 15 Agustus 2022,
masih relevan. Hasil survey itu menyebutkan tingkat keterpilihan Wahidin Halim
17,9 persen dan Rano Karno 15,6 persen. Sementara bakal calon lainnya masih
jauh di bawah mereka.
Penulis berpendapat hasil survey tersebut bisa terbantahkan
bila survey terbaru dipublisikan kepada halayak ramai. Mari kita tunggu. (***)
Penulis adalah penyelenggara Pemilu di Kota Tangerang
rentang waktu 2003-2013.
0 Comments