![]() |
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menerima Kepala Ekskutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dan rombongan. (Foto: Istitmewa) |
"Dengan demikian tidak terjadi dispute, kesalahpahaman,
maupun tumpang tindih peraturan di kemudian hari. Karena jika Bursa Asset
Kripto Indonesia dipaksakan didirikan oleh Bappebti, dikhawatirkan masyarakat
akan mengalami kebingungan dan kerancuan peraturan pada kemudian hari. Pada
akhirnya justru akan merugikan masyarakat serta perkembangan aset kripto di
Indonesia," ujar Bambang Soesatyo (Bamsoet), Senin (19/6/2023).
Hal itu dikatakan
Bamsoet usai menerima Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan
Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi, di Jakarta.
Turut hadir antara lain; Direktur Utama PT BDER Venture
Indonesia Junaidi Elvis, serta Direktur Surfin Meta Digital Technology PTE LTD
Wu Yanan.
Ketua DPR RI ke-20 itu menjelaskan pasar kripto Indonesia
menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, dan urutan 30 di dunia. Hingga Februari
2023, jumlah investor aset kripto tercatat mencapai 16,99 juta orang, jauh
lebih besar dari jumlah investor di pasar modal berbasis Single Investor
Identification (SID) yang jumlahnya mencapai sekitar 10,31 juta orang.
Sepanjang tahun 2022, akumulasi nilai transaksi aset kripto juga terus tumbuh
dengan angka kapitalisasi yang fantastis, mencapai hampir Rp 305 triliun. Nilai
transaksi aset kripto sejak awal tahun 2023 hingga April 2023 tercatat sudah
mencapai Rp 49,26 triliun.
"Kehadiran Bursa Kripto Indonesia yang dilakukan oleh
OJK sangat penting agar bisa semakin mendorong kemajuan industri perdagangan
aset kripto di Indonesia, karena dapat membantu pengawasan transaksi kripto,
memberikan keterbukaan informasi, serta memberikan perlindungan bagi investor.
Sekaligus menjadikan Indonesia sebagai hub kripto di wilayah Asia," jelas
Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila itu mengapresiasi
kerjasama yang dilakukan Surfin Meta Digital Technology PTE LTD melalui Kuai
Kuai Belt and Roads Holding Pte. Ltd dengan PT BDER Ventures Indonesia, untuk
mengembangkan finansial teknologi service di Indonesia. Salah satunya dengan
mengembangkan ekosistem P2P Lending, Bank Digital, Kartu Kredit, Pasar Modal,
Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi, hingga Kripto.
"Hadirnya Surfin Meta Digital Technology PTE. LTD yang
bermarkas di Singapura dalam ekosistem ekonomi digital Indonesia, menjadi bukti
bahwa perkembangan digital ekonomi Indonesia memiliki potensi yang luar biasa.
Termasuk didalamnya potensi dan daya tarik Kripto. Karena itu pemerintah dan
stakeholders terkait lainnya seperti OJK patut mendukung, salah satunya melalui
pendirian Bursa Kripto Indonesia," pungkas Bamsoet. (*/pur)
0 Comments