Anak yatim sedang menikmati suasana Bali Zoo dengan hewan peliharaan. (Foto: Istimewa) |
"Kegiatan ini dilakukan GERAK BS Bali dan Bali Zoo
untuk menghibur sekaligus mengedukasi anak-anak yatim agar semakin mencintai
alam, lingkungan, dan hewan. Karena terdiri dari anak-anak yatim lintas agama,
kegiatan ini juga mengajarkan kepada mereka tentang pentingnya merekatkan
ikatan kebangsaan di tengah beragamnya perbedaan. Mengajarkan kepada mereka
bahwa semangat pluralisme merupakan bagian dari kekuatan yang mempersatukan
bangsa Indonesia," ujar Bambang Soesatyo (Bamsoet) dari Jakarta, Senin
(26/9/2022).
Turut mendampingi anak-anak yatim dalam kunjungan ke Bali
Zoo, antara lain Ketua GERAK BS Bali Hamid Hadun, Wakil Ketua GERAK BS Bali
Sindu Kumara, Manager Bali Zoo Ade dan Dokter Arya.
Bamsoet menjelaskan Bali Zoo terletak di Jalan Singapadu,
Gianyar. Merupakan konservasi binatang pertama di kawasan Bali. Didirikan AA
Gde Putra pada 4 September 2002. Koleksi satwanya sekitar 650 ekor yang terdiri
atas sekitar 60 spesies. Bali Zoo terus berinovasi sesuai visinya menjadi Zoo
Terbaik di Asia Pasifik, sehingga sangat cocok dijadikan destinasi rekreasi
satwa bagi para turis keluarga, group, maupun perorangan.
"Walaupun masih di tengah kondisi pandemi Covid-19, dan
terjadi penurunan kunjungan yang sangat tajam, Bali Zoo tetap mengutamakan
kesejahteraan satwa dengan menjamin penyediaan pakan dan kesehatan. Penambahan
wahana baru seperti Savanna yang disediakan untuk satwa Afrika juga merupakan
salah satu inovasi Bali Zoo untuk menjadi daya tarik bagi pengunjung,” ucap
Bamsoet.
Para turis domestik dan internasional yang berkunjung ke
Bali, kata Bamsoet, harus mampir ke Bali Zoo untuk melihat kekayaan satwa
Indonesia. Selain berwisata juga bisa sekaligus memberikan edukasi kepada
keluarga dan anak-anak tentang pentingnya mencintai satwa.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan
Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan Bali
Zoo telah sukses mengembangbiakan beberapa spesies dilindungi seperti Owa Jawa,
Siamang, Trenggiling, Lutung, hingga Harimau Sumatra. Bali Zoo juga ikut serta
dalam proses meningkatkan populasi satwa di alam dengan program pelepasliaran
beberapa satwa, seperti Rusa Timor, Landak, dan Owa Jawa.
"Bali Zoo juga berhasil mengembangbiakan Gajah Sumatra
(Elephas Maximus Sumatranus). Sejak Bali Zoo memiliki gajah pada tahun 2011,
akhirnya pada 17 Maret 2022 Pukul 01.00 WITA telah lahir dengan sehat gajah
pertama berjenis jantan. Memiliki berat sekitar 80 kilogram. Lahir dari
pasangan betina Terry dengan jantan Budi. Penjodohan kedua gajah tersebut sudah
dilakukan dari tahun 2017 dan akhirnya berhasil kawin pada Mei 2019,” tutur
Bamsoet.
Kelahiran satwa dilindungi endemik Indonesia di Bali Zoo,
kata Bamsoet, di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang menyebabkan penurunan
kunjungan wisatawan dan penurunan pendapatan kebun binatang, menjadi bukti
bahwa di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, Bali Zoo tetap berkomitmen
melestarikan satwa Indonesia. (*/rls)
0 Comments