Brigadir Jenderal TNI Iroth Sonny Edhie. (Foto: Istimewa) |
Hal itu disampaikan oleh Brigadir Jenderal Iroth saat memberikan
bimbingan teknis di depan para pimpinan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI)
dari seluruh provinsi di Indonesia.
Bimbingan teknis berlangsung di Ruang AH Nasution Markas
Besar TNI AD, Jalan Veteran Raya, Jakarta Pusat, setelah para peserta Rapat
Pimpinan Nasional (Rapimnas) SMSI tahun 2022 pada pagi hari mendengarkan
pesan-pesan dari Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dudung
Abdurachman yang juga Ketua Dewan Pembina SMSI Pusat.
Pada sesi tersebut, Merson Simbolon (Ketua SMSI Sulawesi
Utara) bertindak sebagai moderator dan Brigjen Iroth tampil memukau dengan
presentasinya yang lengkap dan menarik.
Materi yang disampaikan mulai dari era 1.0 ketika peradaban
manusia masih didominasi kegiatan berburu, kemudian disusul peradaban era 2.0
yang ditandai dominasi pertanian, kemudian era industri 3.0, dan peradaban
zaman sekarang 4.0 yang ditandai kegiatan yang serba internet.
Seiring dengan perubahan peradaban dari era ke era, dunia
pertempuran militer di seluruh dunia pun berubah. Mulai dari pertempuran fisik
dengan menggunakan tubuh, perang dengan senjata-senjata canggih produk industri
persenjataan, hingga perang dengan menggunakan internet secara besar-besaran.
Karakter penyalahgunaan media berbasis siber, terutama media
sosial, dapat dilihat dari cara kerja antara lain merekayasa fakta dan
informasi, menjungkir-balikkan fakta, menyebarkan kebohongan, dan provokasi
melalui media siber.
Iroth yang banyak pengalaman menjalankan tugas di medan
tempur di luar negeri, termasuk di Bosnia Herzegovina (1996), mengajak para
pemimpin perusahaan media siber selalu mengingatkan para pemimpin redaksi untuk
selalu mewaspadai kemungkinan adanya penyalahgunaan media siber.
Alumnus Akademi Militer tahun 1993 dari kecabangan
perhubungan itu juga mengajak para peserta Rapimnas SMSI untuk memikirkan
bersama-sama dan berkolaborasi dengan Pusat Sandi dan Siber TNI-AD untuk
menangkal penyalahgunaan media siber untuk kepentingan jahat, merusak
perdamaian, dan merongrong Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Selain para pimpinan SMSI dari berbagai provinsi, hadir pula
antara lain Ketua Umum SMSI Firdaus, Ketua Dewan Pertimbangan SMSI Budiman
Sudjatmiko dan anggota Dewan Pertimbangan SMSI GS Ashok Kumar, Dewan Penasehat
Ervik Ary Susanto, Sekretaris Dewan
Pakar SMSI Hersubeno Arief, Ketua Umum Forum Pemred Media Siber Indonesia
Bernadus Wilson Lumi, dan Sekretaris Jenderal SMSI Mohammad Nasir. (*/rls)
0 Comments