Kadis PUPR Kota Tangerang Ruta Ireng Wicaksono. (Foto: Istimewa) |
“Bukan hanya Pemerintah namun juga masyarakat. Karena,
pastisipasi masyarakat dalam penanganan lingkungan sangat berpengaruh terhadap
genangan hingga banjir yang sering melanda,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Tangerang Ruta Ireng Wicaksono, Selasa
(14/6/2022).
Ruta Ireng mengungkapkan upaya penanggulangan banjir oleh
DPUPR Kota Tangerang ialah membangun 127 turap, tiga embung, 16 pintu air, 27
sistem pengendali banjir, 11 sumur serapan, 1.630,3 kilometer drainase marko
perkotaan hingga 194,265 kilometer drainase perumahan permukiman.
“Ini merupakan data penanganan pada 2019 hingga 2022. Walau
ditengah-tengah upaya penanggulangan tersebut, petugas DPUPR juga dikerahkan
untuk melakukan mitigasi sebelum terjadinya genangan atau banjir, yaitu saat
musim kemarau,” ungkap Ruta, saat ditemui di City Galery, Pusat Pemerintah (Puspem)
Kota Tangerang, Jalan Satria Sudirman.
Ruta Ireng menjelaskan upaya penanggulangan banjir dalam
jangka pendek yang dilakukan DPUPR yaitu normalisasi saluran terhadap endapan
lumpur, membersihkan saluran dari sungai hingga normalisasi embung.
“Jadi, DPUPR hadir bukan setelah terjadinya banjir saja.
Namun, juga melakukan sederet aksi mitigasi sehingga genangan atau banjir bisa
lebih diminimalisir,” tuturnya.
Ruta mengatakan kondisi genangan atau banjir di dua tahun
terakhir ini, dipengaruhi sejumlah faktor. Di antaranya, curah hujan dengan
intensitas tinggi hingga ekstrim, bahkan atas laporan Badan Meteorologi
Kimatologi dan Geofisika (BMKG) yakni harusnya sudah musim kemarau. Namun, Kota
Tangerang dan kota sekitar masih diterjang hujan, karena adanya badai la lina
dan lainnya.
“Dengan itu, semua pihak harus mengambil peran untuk menjaga
Kota Tangerang bebas dari banjir. Pemerintah terus menambah fasilitas
penanganan dan pencegahan, masyarakat pun harus memiliki rasa memiliki untuk
menjaga lingkungan sekitar, khususnya drainase dari tumpukan sampah. Karena,
sebesar apa pun drainase yang dibangun, budaya buang sampah tidak kunjung
membaik, banjir bisa tetap terjadi kapan pun dan dimana pun,” imbaunya. (*/pur)
0 Comments