Lambang Nahdlatul Ulama. (Foto: Istimewa) |
Wakil Ketua Umum PBNU Bidang Keagamaan dan Hubungan Lembaga
KH Zulfa Mustofa mengatakan dari 22 titik lokasi rukyatul hilal bil fi'li yang
tersebar di delapan provinsi, tidak satu pun yang berhasil melihat hilal. "Rata-rata
terhalang mendung dan hujan. Dengan demikian, maka umur bulan Jumadal Akhirah
digenapkan (istikmal) tiga puluh hari," kata Zulfa di Jakarta, Selasa (1/2/2022)
malam.
Keputusan itu, kata Kiai Zulfa, sesuai dengan tuntunan
Rasulullah dan pendapat imam mazhab yang empat (al-madzahib al-arba'ah).
Karena, ketika hilal terhalang mendung, maka usia bulan digenapkan tiga puluh
hari. PBNU mengajak seluruh warga Nahdlatul Ulama untuk mengisi bulan Rajab
dengan berbagai amal kebaikan.
Sebab, imbuh Kiyai Zulfa, bulan ini adalah salah satu bulan
istimewa karena di dalamnya turun perintah shalat lima waktu yang diterima
langsung oleh Rasulullah dalam peristiwa Isra' Mi'raj. Bagi kaum Nahdliyin,
Rajab juga menjadi istimewa karena Nahdlatul Ulama dilahirkan pada bulan ini,
tepatnya pada 16 Rajab 1344.
"Keistimewaan itu semakin bertambah karena dalam
kalender hijriah, tahun ini Nahdlatul Ulama memasuki usia ke-99 tahun,"
ujar penulis kitab Tuhfatul Qashi wa al-Dani, sebuah kitab mengenai sosok Syekh
Nawawi Banten itu.
Sebagai informasi, kajian falakiyah LF PBNU menunjukkan
posisi hilal terletak jauh di atas ufuk, tepatnya +3 derajat 14 menit 51 detik
dan lama hilal 15 menit 23 detik, dengan markaz Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya
164, Jakarta, koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT. Sementara konjungsi atau
ijtimak bulan terjadi pada Selasa 1 Februari 2022 pukul 12:46:14 WIB.
Zulfa mengungkapkan
letak matahari terbenam 17 derajat 13 menit 29 detik selatan titik
barat, sedangkan letak hilal berada pada posisi 20º 32’ 49” selatan titik
barat.
“Adapun kedudukan hilal berada pada 3 derajat 19 menit 20
detik selatan matahari dalam keadaan miring ke selatan dengan elongasi 5
derajat 22 menit 35 detik," ungkap Zulfa.
Berdasarkan kajian falakiyah yang sama, parameter hilal
terkecil terjadi di Kota Jayapura, Papua dengan tinggi 1 derajat 58 menit dan
lama hilal di atas ufuk 9 menit 22 detik. Sementara parameter hilal terbesar
terjadi di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat dengan tinggi 3 derajat 19
menit dan lama hilal di atas ufuk 15 menit 41 detik).
"Karena di seluruh Indonesia tinggi hilal adalah
positif di atas dua derajat, maka pada saat matahari terbenam posisi hilal
masih terletak di atas ufuk. Artinya, tinggi hilal di seluruh Indonesia secara
keseluruhan sudah memenuhi kriteria imkanur rukyah (hilal mungkin teramati).
Meskipun demikian, karena hilal tidak terlihat, maka Jumadal Akhirah digenapkan
tiga puluh hari sehingga awal Rajab jatuh pada Kamis (3/2/2022)," tuturnya.
Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah
menginstruksikan para perukyah Nahdlatul Ulama se-Indonesia untuk melaksanakan
rukyah awal bulan Rajab 1443 H pada Selasa, 29 Jumadal Akhirah 1443 H/1
Februari 2022. Surat bernomor 74/C.1. 34/01/2022 itu ditandatangani Wakil Ketua
Umum KH Zulfa Mustofa dan Wakil Sekretaris Jenderal H. Nur Hidayat. (dade)
0 Comments