Wagub Andika Hazrumy, KH Ali Sobri (Pengasuh Ponpes Darunnajah), dan Gubernur Banten H. Wahidin Halim. (Foto: Istimewa) |
Gubernur menyebutkan Ponpes semacam ini sudah selayaknya
dibantu Pemerintah karena telah berjuang sejak lama menjaga keutuhan bangsa
serta mencerdaskan dan membentuk karakter anak bangsa.
"Kalau ngasih bantuan ke Ponpes itu bukan dipotong,
harusnya malah ditambah. Karena pasti bermanfaat, digunakan untuk
kebaikan," ungkap Gubernur WH didampingi Wagub Andika.
Dijelaskan Gubernur, adanya kasus korupsi hibah Ponpes,
membuat miris dan kecewa. Karena membantu pesantren adalah wujud terima kasih
Pemerintah kepada Ponpes yang tetap berdiri dan mengabdi tanpa digaji dan
meminta bantuan kepada pihak manapun. Atas dasar itu, Pemerintah yang memiliki
anggaran merasa perlu untuk membantu Ponpes.
Gubernur mengatakan mayoritas ponpes salafi di
kampung-kampung tidak memiliki surat atau sertifikat berbadan hukum untuk
dijadikan syarat sebagai penerima bantuan. Akan tetapi, keberadaannya diakui
dan beroperasi sebagaimana mestinya.
"Dari zaman Belanda nggak ada izin-izin begitu. Tapi
secara de facto mereka sudah berbuat banyak untuk bangsa ini," tuturnya.
Pengasuh Ponpes salafi Daarunnajah KH Ali Sobri
mengungkapkan, pada 2020 Ponpesnya mendapatkan bantuan dari Pemprov Banten
sebesar Rp 30 juta. Bantuan tersebut digunakan untuk membuat kamar mandi santri
dan memperbaiki beberapa kamar yang sudah rusak berat. Ia mengaku sangat
terbantu dan mengucapkan terimakasih atas diberikannya bantuan tersebut tanpa
potongan apapun.
"Alhamdulillah, saya mendapat bantuan Rp 30 juta
diterima langsung melalui rekening tanpa potongan apapun. Itu sudah digunakan
untuk membangun kamar mandi dan memperbaiki kamar santri yang rusak
parah," terang Ali.
Ali berharap bantuan tersebut dapat kembali bergulir pada
tahun berikutnya agar pembangunan ponpes dapat terus berjalan. Sehingga, masyarakat
dapat semakin tertarik untuk memasukkan putra putrinya ke pondok pesantren.
"Ponpesnya sejak 2007 sudah ada, saat ini jumlah santri
sudah lumayan banyak, santri laki-laki 160-an dan perempuan 35 orang,"
tukasnya. (*/pur)
0 Comments