Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bila Jokowi Tak Berani Pecat Mensos Risma, Maka..

Mensos Tri Rismaharini saat tidak marah.
(Foto: Istimewa) 


Oleh: Nur Hidayat

 

UNTUK kesekian kalinya, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, yang (maaf) "bermulut comberan" itu, marah-marah lagi. Perempuan itu tidak mampu mengendalikan emosinya, sewaktu kunjungan kerja ke Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, 13 Oktober 2021. Dia terpancing emosinya saat ada mahasiswa dan aktivis yang menyampaikan protes terkait penyaluran bantuan sosial.

Pada awalnya kedua aktivis tersebut memprotes adanya keterlibatan oknum kepala desa dan tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) yang diduga menjadi supplier dalam penyaluran bansos tersebut.

Di hadapan Tri Rismaharini, kedua aktivis tersebut mengaku sedang memperjuangkan aspirasi masyarakat. Namun Tri Rismaharini tersulut emosi karena kedua aktivis itu menyampaikan aspirasi dengan cara berteriak-teriak. Risma lantas meminta data kepada kedua aktivis tersebut.

"Sudah sekarang mana datamu kalau kamu mau perjuangkan," kata Risma.

Mendengar jawaban Mensos itu, kedua aktivis tersebut tampak kesal dan terlihat balik emosi kepada mantan Walikota Surabaya itu. "Data apa? Kami hanya ingin berdialog, kami mempertanyakan tempat ini salah satu oknum supplier di sini. Ini yang kami pertanyakan," ucap aktivis tersebut.

Kondisi kian panas saat Risma salah paham dengan dengan perkataan kedua aktivis itu. Bahkan ia meminta kedua aktivis tersebut untuk tidak memfitnah dirinya. "Eh sebentar, kamu jangan fitnah aku ya," ujar Risma sambil menunjuk aktivis tersebut.

"Bukan kami memfitnah. Ini Lombok Timur Bu," terang aktivis itu.

"Eh dengerin, kamu berhak ngomong saya pun berhak ngomong. Dengerin kalau gak niat baik, ngapain saya ke sini. Saya tidak tau ini supplier atau tidak, saya Menteri tidak urus ini," ungkap Risma.

Bukan hanya itu, perempuan menterii juga meminta kedua aktivis itu segera memberikan data terkait permasalahan yang terjadi. "Kalau anda tengah memperjuangkan silahkan kasih data saya terima. Saya tunggu," pungkasnya sambil meninggalkan kedua aktivis tersebut.

Jalani terapi

Karena sikap tak elok Mensos sudah berulang kali, sejumlah politikus menyarankan Risma menjalani terapi. Salah satunya datang dari Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Jazilul Fawaid. "Menurut saya mungkin Bu Risma perlu ikut terapi kesabaran," kata Jazilul, 5 Oktober 2021. 

Menurut dia, gaya Risma tak elok dimiliki oleh seorang pejabat. Sebab, lanjutnya, sikap demikian seolah-olah meremehkan kemampuan bawahan, apalagi sampai menuding-nuding dan "menganggap semua orang bodoh."

Sebelumnya anggota DPR RI lainnya, Fadli Zon, menyoroti kasus tersebut. Ia menyatakan perilaku marah-marah Risma di depan publik dengan kekerasan verbal "sudah melampaui batas". Cuitnya di Twitter, "Marah-marah juga tak selesaikan masalah. Sebaiknya segera ikut terapi anger management.

"Dear pejabat negeri, marah & memaki bukanlah solusi. Tegur saja baik2, kalo bandel tgl dipecat," cuit Hilmi Firdausi, aktivis dakwah, di akun Twitternya, 5 Oktober.

Pakar ilmu komunikasi Profesor Cipta Lesmana menilai Mensos tersebut wajib belajar komunikasi. "Jadi sebelum beraksi, harus tahu dulu duduk persoalannya bagaimana. Jangan langsung bereaksi. Jangan langsung emosi. Dia emosi karena mindset itu lho," katanya.

Sekiranya Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan memanggil Risma, dan tidak berani memecatnya, citra pemerintahan Jokowi akan semakin terpuruk. Sia-sia memperbaikinya, walaupun dengan mengerahkan ribuan buzzeRp yang diupah. Sampai sejauh ini, "Apa prestasi Risma sebagai Mensos yang bisa dibanggakan?" (***)

 

Penulis adalah pemerhati masalah social dan kebangsaan.

Post a Comment

0 Comments