Ustadz Tengku Zulkarnain semasa hidup. (Foto: Istimewa) |
TIDAK banyak mubaligh yang jago main gitar, lincah naik
kuda, menjabat posisi direktur sejumlah perusahaan, pencipta lagu, dosen sastra
Inggris, pengarang buku dan bergelar MBA. Semua itu dimiliki Ustadz Tengku
Zulkarnain. Mantan Wakil Sekjen MUI itu wafat pada 5 Mei 2021 di Pekanbaru,
Riau, karena Covid-19.
UTZ aktif mengisi akun Twitternya. Postingan terakhirnya
tentang Covid-19. "Semoga semua kaum Muslimin meninggal karena Covid 19
diampuni dan dimuliakan Allah. Sementara yang berhasil sembuh dilindungi Allah
dalam keta'atan kepadaNya. Al Fatihah...Amin," tulisnya pada 2 Mei 2021.
UTZ wafat pada usia 57 th, meninggalkan seorang isteri dan dua anak.
Ustadz Abdul Somad mengabarkan wafatnya UTZ di akun
Instagramnya. UAS pun mengungkap sosok almarhum UTZ di matanya. Menurut dia,
UTZ tak kenal rasa takut.
"Selama aku mengenal engkau, kesan ku, tak ada takut
dalam dirimu. Takutmu engkau habiskan hanya untuk Allah," tulis Ustadz
Abdul Somad di akun Instagramnya. Bulan lalu, lanjut UAS, dirinya berjumpa
dengan Ustadz Tengku Zulkarnain di Diniyah Putri Padang Panjang, Sumatera Barat.
Saat itu, UTZ bercerita tentang pondok Tahfizh Qur'an yang
dia bangun di Medan, Sumatera Utara. "Ntah apa amal engkau guru, hingga
doa kami kalah ingin berhari raya denganmu, Allah dan para malaikat-Nya lebih
memilihmu untuk berada di tengah mereka pada hari besar itu," katanya.
Ucapan belasungkawa membanjiri media sosial. Warganet ramai
mendoakan Tengku Zul yang semasa hidup dikenal aktif bermedia sosial. Salah
satunya disampaikan oleh Ustadz Hilmi Firdausi melalui cuitan di akun Twitter
pribadinya.
"Satu persatu ulama negeri ini Allah panggil. Wajah
menangis kencang. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu,"
tulisnya.
Ungkapan duka cita juga diutarakan intelektual muda NU,
Akhmad Sahal alias Gus Sahal. Dia mendoakan Tengku Zul husnul khatimah dan
anggota keluarganya diberi ketabahan. Ucapan duka cita juga datang dari
politikus. "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Insya Allah husnul
khotimah. Wajah menangis. Telapak tangan menyatu. Semoga keluarga yg
ditingalkan peroleh kesabaran," kata politikus Parta Keadilan Sejahtera (PKS),
Mardani Ali Sera.
"Innalillahi wainnailaihi raajiun. Ya Allah, selamat
jalan Ustadz Tengku Zulkarnain, insya Allah husnul khotimah n mendapatkan
jannah. al Fatihah," cuit Fadli Zon. Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA)
212, Slamet Ma'arif mengenang almarhum sebagai sosok yang tulus dalam
berdakwah. Dia mengenal Tengku Zul sebagai pribadi yang teguh pada pendirian serta
istiqomah dalam berdakwah.
Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Miftah Maulana
Habiburrahman, atau Gus Miftah mengenang pertemuan terakhirnya dengan Tengku
Zul, yang sudah berlalu setelah sekitar dua tahun.
Saat itu, kata Gus Miftah, dirinya dan ustadz yang akrab
disapa "Ayah Naen" itu bertemu di acara Muslim Choice Award 2019.
Kedua pendakwah ini menerima penghargaan di acara tersebut. "Ketemu terakhir
di acara muslim choice award 2019... sama2 menerima penghargaan," jelas
Gus Miftah.
"Rasanya terlalu cepat sahabat dan saudara saya ini
pergi. Tetapi jika Allah telah memanggilnya, tak seorang pun dapat menunda atau
mempercepatnya," kata Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza
Mahendra dalam cuitannya di akun Twitter pribadinya.
"Saya menganggap Tengku Zul sudah seperti adik,
menandakan begitu baiknya komunikasi di antara kami. Dia adalah seorang yang
teguh pendirian dan terkadang terkesan keras. Tetapi dia orang baik yang tulus
dan mau mendengarkan saran dan pendapat orang lain," ujarnya.
Tengku Zulkarnain dulunya dikenal sebagai penyanyi. Aksi
Tengku Zulkarnain bernyanyi sambil memetik gitar diunggah kembali anggota
Komisi I DPR Fadli Zon. Lewat akun Twitternya dia mengunggah potongan video
Tengku Zulkarnain memetik gitar. Dia menyanyikan lagu Angela dari Jose
Feliciano.
Itu adalah salah satu bagian dari interviewnya bersama
Tengku Zulkarnain setengah tahun lalu. Tengku Zul pernah menjadi penyanyi di
radio dan televisi. Dia bahkan pernah mengakui dirinya cukup memantik pamor di
dunia musik pada era 1980-an. Namun, pada 1988, Tengku Zulkarnain memutuskan
berhenti bermain musik dan hijrah. (***)
Penulis adalah pemerhati masalah social.
0 Comments