![]() |
Seorang wisatawan memotret rekannya di tengah matahari panas, terasa adem marmernya. (Foto: Syafril Elain/TangerangNet.Com) |
“Meski pada masa pandemi, minat wisatawan untuk berkunjung
ke Banten Lama tidak berkurang,” ujar Sudirman, kepada sejumlah pengunjung,
Minggu (22/11/2020).
Warga yang datang ke Banten Lama dengan menumpang bus, turun
di terminal yang sudah disediakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, berjalan
kaki. Jarak tempuh dari terminal bus ke areal wisata Masjid Agung Banten,
sekitar 1 kilometer.
“Kalau beramai-ramai jalan kaki dari terminal ke Masjid
Agung Banten tidak terasa. Apalagi jalan kini sudah tertata dengan rapi,” tutur
Ahmad Hudori, santri asal Bogor, Jawa Barat.
Ahmad Hudori mengaku datang ke Banten Lama bersama rombongan
sejak usai sholat Subuh, Sabtu (21/11/2020). Rombongan sampai di Banten Lama
sekitar pukul 10:00 WIB.
“Saya sudah lama ingin datang ke mari karena sering nonton video
dan baca di medsos tentang Banten Lama,” ucap Ahmad Hudori.
Ahmad Hudori mengaku terkagum dengan peninggalan sejarah
panjang Banten Lama dan kini telah dipugar kembali oleh Pemerintah Provinsi
Banten. “Saya dapat info Banten Lama direvitalisasi oleh Bapak Wahidin Halim,
Gubernur Banten,” ujar Ahmad Hudori.
Pengunjung lainnya, Tobari Suhanda asal Kabupaten Lebak
mengaku baru pertama kali datang ke Banten Lama. “Bagus ya,” tutur Suhanda
singkat.
Dari pantau TangerangNet.Com, warga yang berkunjung ke
Banten Lama meski terik matahari siang tetap bersemangat. Meski di antara
pengunjung ada yang berteduh di bawah “payung besar” yang ada di areal Masjid
Agung Banten.
Deden, pengunjung asal Jakarta, merasa heran saat menginjakkan
kakinya di lantai marmer Masjid Agung Banten meskipun panas sinar matahari
siang tetap adem. “Coba ke sini yang ada lantai marmer, terasa adem. Kok bisa adem
ya, meski terik matahari begitu panas,” ucap Deden terheran-heran.
Sudirman sebagai pemandu wisata menyebutkan pengunjung ke Banten Lama ada
![]() |
Sudirman saat menjelaskan berbagai situs di Banten Lama. (Foto: Syafril Elain/TangerangNet.Com) |
Menurut Sudirman, kalangan santri banyak datang pada Jumat. “Dari
kalangan santri saja pada hari Jumat bisa mencapai 5.000 orang. Mereka datang
silih berganti,” ujar Sudirman.
Sudirman menyebutkan sebenarnya Banten Lama ini bukanlah
tempta wisata tapi adalah situs sejarah yang ada di Banten. Namun demikian,
setelah divitaliasi oleh Pemerintah Provinsi Banten, warga menjadikan sebagai
distinasi wisata.
“Yang penting situs sejarah Banten tetap terjaga dan bila
banyak wisatawan berkunjung akan memberi manfaat bagi warga sekitar guna meningkat
ekonomi rakyat,” tutur Sudirman sembari tersenyum. (ril)
0 Comments