Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dikeluhkan Penyaluran Beras PKH, Transporter Tidak Turun Ke Lapangan

Beras disalurkan tanpa transporter.
(Foto: Istimewa/god)  



 

NET – Sejumlah orang dari Keluarga Penerima Manfaat (KPM) ) dalam Program Keluarga Harapan (PKH) keluhkan penyaluran Bantuan Sosial Beras (BSB)  terdampak pandemi Covid-19.

Keluhan itu muncul ketika penyaluran  BSB dinilai tak sesuai petunjuk teknis yang dilaksanakan oleh pihak transporter PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) selaku penyalur beras Bulog di wilayah Kabupaten Lebak.

Apit, salah seorang Pendamping PKH Kecamatan Wanasalam menuturkan keluhannya.  Banyak  mengeluh terkait peranan  dan tugas fungsi transporter dalam penyaluran beras di lapangan.

"Faktanya pihak transporter tidak hadir dalam penyalurannya. Kita melihat di Petunjuk Teknis (Juknis) tugas proter itu menyalurkan tapi faktanya di lapangan transporter itu tidak hadir. Hanya supir dan kenek yang datang ke lokasi," ucap Apit mewakili Pendamping PKH melalui pesan WhastApp. Rabu (30/9/2020).

Antara tugas dan fakta di lapangan, kata Apip, pendampinglah yang jadi transporter karena berfungsi membagikan beras di lapangan ke KPM.

"Yang lebih ironisnya, saya sampai begadang ngeronda beras di kantor desa yaitu di Desa Muara. Hal ini karena beras datang sore sehingga pelaksanaan penyaluran ya ditunda. Kita sebagai pendamping harus mengeluarkan biaya  dalam menangani beras atau menjaganya supaya tetap utuh. Khawatir ada yang mencuri dan bahkan ada salah satu pengangkut beras dari Bulog meminta uang panggul seolah kita ada dana operasionalnya," ungkap Apip.  

"Saya lihat di Juknis tak sesuai dengan fakta di lapangan. Pendamping lah yang menjadi transporter karena kita tetap konsisten terhadap pekerjaan meskipun tak sesuai uknis. Karena pendamping dalam uknisnya menyosialisasikan, memastikan beras itu sampai ke KPM,  kualitas berasnya, dan menyampaikan aduan KPM ketika beras tidak berkualitas," tuturnya.

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Lebak Fraksi PPP Musa Weliansyah mendapatkan aduan dari para pendamping terkejut. Musa menyebutkan, jika keluhan para pendamping PKH tersebut benar, maka pihak transporter harus bertanggung jawab demi memastikan BSB itu sampai kepada KPM.

"Jika melihat petunjuk teknis penyaluran.  Transporter PT BGR harus bertanggungjawab penuh dalam teknis penyaluran. Jangan sampai pendamping menjadi korban. Karena BSB harus sampai ke tangan KPM dan untuk memastikan sampai KPM. Pihak Transporter harus sepenuhnya bertanggungjawab jangan malah melemparkan kepada pihak pendamping," kata Musa Weliansyah saat dikonformasi.

Pemerintah mengganggarkan dana untuk transporter, kata Musa, karena memang untuk memastikan bantuan beras sampai kepada KPM. Lalu operasional ada kenapa malah dibebankan kepada pendamping? Harusnya itu tanggungjawab penuh pihak transporter.

"Diduga kuat jika memang fakta di lapangan tidak adanya dana operasional untuk penyaluran beras kepada KPM. Ini ada unsur korupsi. Karena pemerintah sudah menggugurkan kewajibannya memberikan dana untuk pihak transporter. Tapi fakta di lapangan demikian tidak seperti itu," ungkap Musa.

Musa menekankan kepada pihak PT BGR  agar bertanggungjawab atas kejadian ini. Supaya penyaluran BSB sesuai petunjuk teknis dan sampai di tangan KPM.

Selain itu, kata Musa, sebelum mendapatkan aduan dari beberapa KPM dan kepala desa soal beras yang dinilai tak berkualitas. Musa langsung melakukan pengecekan langsung ke beberapa desa.

"Soal kemarin aduan masyarakat ada beras yang dinilai tak berkualitas. Saya langsung turun ke lapangan untuk memastikan agar beras yang diterima KPM benar-benar layak konsumsi atau berkualitas. Dan ternyata soal beras yang warnanya kekuningan dan adanya bau itu, ternyata dari dedak gabah saja. Karena beras BSB ini beras medium, makanya kemarin saya mengajak agar kita memberikan edukasi kepada masyarakat agar paham dengan jenis beras medium," jelasnya.

Musa sudah menekankan kepada pihak Perum Bulog agar menyediakan beras yang benar-benar kualitasnya baik dan layak konsumsi walaupun beras itu beras medium.

"Saya sudah sampaikan kepada Perum Bulog agar utamakan beras yang berkualitas. Jangan sampai ada KPM mengeluh beras tidak layak konsumsi. Karena saat ini Bulog membeli gabah langsung dari petani. Adanya kabar bau. Mungkin itu dedak dari gabah. Makanya, saya menekankan agar Bulog selalu selektif dalam menyediakan beras," terangnya.

Sementara itu, Kepala Perum Bulog Sub Divre Lebak Pandeglang, Meita Novariani  saat dikonfirmasi melalui WhatsApp mengatakan jika persoalan itu sepenuhnya adalah pihak transporter.

"Sampaikan saja ke transporternya, PT BGR karena penugasan mereka dari Kemensos begitu pun BULOG. Kami ditugaskan menyediakan berasnya, mereka ditugaskan mengantarkan berasnya dari pintu gudang Bulog sampai dengan ke KPM," ujarnya.

Sementara itu, pihak PT BGR selaku transporter belum dapat dikonfirmasi. (god)

Post a Comment

0 Comments