Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

DMI Dan SMSI Dukung Belajar Daring Manfaatkan Masjid Hadapi Covid-19


Firdaus dan M. Natsir Zubaidi.
(Foto: Istimewa)

NET - Masjid sebagai sarana ibadah dan sosial merupakan fasilitas vital di tengah mayoritas masyarakat Muslim. Menghadapi Covid-19 ini, Masjid dapat menjadi ujung tombak dalam membantu anak usia sekolah untuk belajar dari jarak jauh dengan daring. 

“Pengurus masjid di Indonesia diharapkan bisa membantu anak-anak usia sekolah dengan memasang Wifi,” ujar Ketua Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DMI) bidang Kerja sama Antara Lembaga dan Luar Negeri M Natsir Zubaidi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (2/8/2020).

Terkait imbauan Pengurus Dewan Masjid yang disampaikan Natsir Zubaidi tersebut, Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Firdaus ikut serta mendorong Pemerintah pusat dan daerah untuk bekerjasama memfungsikan rumah ibadah.

Menurut Firdaus, sudah saatnya Pemerintah pusat dan pemerintah daerah melawan Covid-19 secara total. Dengan memfungsikan rumah ibadah sebagai sentra kegiatan dengan memfasilitasi belajar jarak jauh, karena belajar di rumah ibadah selain mempercepat proses siswa adaptasi memasuki era digital 4.0.

“Hal ini juga mendekatkannya pada nilai iman dan taqwa sebagai benteng pertahanan bangsa dan negara hari ini dan masa akan datang," jelas Firdaus, Rabu (5/8/2020).

Natsir Zubaidi menyebutkan pada masa pandemi Covid-19 ini anak-anak diharuskan belajar jarak jauh, sementara fasilitas yang dimilikinya belum memadai. “Tanggung jawab pendidikan tidak hanya oleh pemerintah saja, tetapi juga menjadi tanggungjawab keluarga dan masyarakat,” ujar Natsir.

Indonesia yang wilayahnya terbentang dari Sabang hingga Merauke, kata Natsir, tidak sedikit anak-anak kesulitan mendapatkan akses jaringan internet. Dari kondisi tersebut, sudah semestinya masjid di Indonesia yang jumlahnya sekitar 850 ribu itu diharapkan  dapat memberikan solusi bagi lingkungan dalam memfasilitasi belajar mengajar baik kepada siswa maupun kepada relawan penggiat pendidikan.

"Bahkan masjid-masjid yang memiliki kemampuan di samping memasang Wifi, juga dapat menyediakan komputer, charger handphone bagi anak-anak usia belajar, dan tetap dalam koridor protokol kesehatan yang ketat," ungkap Natsir, aktivis pemuda masjid tahun 1970-an ini.

Natsir mengatakan kini adalah momentum yang tepat mengembalikan remaja untuk aktif dan mencintai masjid dengan memberikan fasilitas terhadap pusat minat mereka yakni belajar dan sekaligus bisa beribadah serta berdoa.

"Selama ini, kita melihat para pelajar diajak ramai-ramai berdoa pada saat menjelang ujian saja. Masjid harus kita fungsikan secara kaaffah (komprehensif) sebagai tempat ibadah, tarbiyah dan dakwah serta kegiatan muamalah, termasuk pemberdaya umat lainnya,” pungkasnya. (*/pur)




Post a Comment

0 Comments