Petugas kesehatan pelabuhan memeriksa kesehatan penumpang pesawat di apron bandara. (Foto: Istimewa/AP II) |
NET - PT Angkasa Pura II juga tengah mengkaji kemungkinan
dapat dilakukannya tes PCR (Polymerase Chain Reaction adalah pemeriksaan
laboratorium bateri-red) di kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang.
“Apabila test PCR memang perlu di Soekarno-Hatta, bisa
dilakukan di Terminal VIP yang terletak di dekat Terminal 3. Sementara itu, keberadaan
Mobile Command Post (MCP) yang dimiliki Soekarno-Hatta bisa difungsikan untuk
mendukung jalannya tes tersebut. Kemungkinan itu masih dikaji,” ujar President
Director PT Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin, Selasa (12/5/2020)
Yang jelas, kata Awaluddin, seluruh stakeholder (pemangku
kepentingan-red) di Soekarno-Hatta selalu berkoordinasi intensif dan saling
mendukung agar KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) dapat menjalankan protokol
kesehatan secara penuh terhadap WNI (Warga Negara Indonesia) dan WNA (Warga
Negara Asing) yang baru tiba di Indonesia.
“Soekarno-Hatta juga merupakan pintu masuk utama dari
penerbangan repatriasi WNI,” jelas Muhammad Awaluddin.
Adapun penerbangan repatriasi WNI semakin meningkat di
Soekarno-Hatta. Hingga kini tercatat sekitar 15.000 Pekerja Migran Indonesia
(PMI) dan ABK (Anak Buah Kapal) telah tiba di Tanah Air melalui Bandara
Soekarno-Hatta dengan penerbangan repatriasi.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menerbitkan Surat Edaran
Nomor HK.02.01/MENKES/313/2020 tentang Protokol Kesehatan Penanganan Kepulangan
WNI dan Kedatangan WNA dari Luar Negeri di Pintu Masuk Negara dan di Wilayah
Pada Situasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Surat edaran itu diterbitkan pada 7 Mei 2020 dan menyatakan
bahwa setiap WNI dan WNA yang tiba di Indonesia harus melalui protokol
kesehatan antara lain adalah pemeriksaan rapid test dan/atau PCR (polymerase
chain reaction) terkait COVID-19.
PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola Bandara
Internasional Soekarno-Hatta, kata Awaluddin, mendukung penuh berjalannya
peraturan tersebut.
Muhammad Awaluddin mengatakan penanganan beberapa
penerbangan repatriasi WNI sudah disesuaikan agar dapat dilakukan pengetesan
PCR terhadap penumpang.
Misalnya, kata Awaluddin, penerbangan repatriasi WNI dari
Bangladesh yang mendarat Senin malam ini, 11 Mei 2020. Pesawat tidak merapat ke
terminal, namun parkir di apron Terminal 3. Kemudian, petugas Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP) naik ke pesawat untuk menjelaskan prosedur protokol kesehatan.
“Setelah itu, penumpang pesawat turun untuk kemudian di
apron dilakukan pendataan, tes suhu tubuh, saturasi oksigen, serta klastering
oleh KKP. Lalu, seluruh penumpang naik bus untuk langsung menuju Asrama Haji
Pondok Gede untuk dilakukan pemeriksaan PCR di asrama. Jadi, penumpang tidak
masuk ke terminal namun langsung menuju Asrama Haji Pondok Gede,” ujar Muhammad
Awaluddin.
Adapun karantina di Asrama Haji Pondok Gede ini sejalan
dengan yang disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB)
Letjen TNI Doni Monardo pada Senin 11 Mei 2020, bahwa Presiden Joko Widodo
menyetujui Asrama Haji sebagai ruang isolasi sementara bagi WNI yang baru
kembali ke Tanah Air untuk kemudian dilakukan pengawasan dan tes PCR. (*/pur)
0 Comments