![]() |
Pada layar terlihat para peserta webinar. (Foto: Istimewa) |
NET - Kualitas kemerdekaan pers harus ditingkatkan.
Kemerdekaan pers bukanlah untuk kepentingan pers itu sendiri, melainkan untuk
demokrasi, kehidupan berbangsa, dan bernegara.
Ketua Dewan Pers Prof. Dr. M Nuh mengatakan hal itu dalam
Webinar yang diselenggarakan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) dalam
memperingati Hari Kebebasan Pers Se-Dunia, Jumat (8/4/2020). Webinar diikuti
para pengurus SMSI dari seluruh provinsi Indonesia. Webinar yang dipandu oleh
moderator Ervik Ari Susanto itu menghadirkan pembicara Wakil Ketua Dewan
Penasehat SMSI Dr. Ir. M Hatta Radjasa, dan Ketua SMSI Pusat Firdaus.
Untuk meningkatkan kemerdekaan pers, kata Nuh, tentunya
harus ditopang oleh kompetensi, integritas, perlindungan, dan kesejahteraan.
Bagaimana mungkin pers merdeka kalau tidak ada perlindungan, dan kesejahteraan. Bisa-bisa tidak ada yang
meliput berita.
“Lalu siapa yang memberitakan pembangunan dan pengumuman
pemerintah untuk bangsa ini, kalau pers kita tidak berdaya,” tutur Nuh yang
sekaligus mengingatkan unsur pers harus dibantu oleh pemerintah pada masa
Pandemi Covid-19 ini.
Hatta Radjasa mengingatkan pemerintah pada masa Pandemi
Covid-19 ini supaya memberi stimulus usaha kecil dan menengah, termasuk usaha
bidang pers, karena tidak semua perusahaan
pers itu usaha besar. “Jangan sampai ada pengecualian. Semua harus
dibantu,” ucap Hatta Radjasa.
Nuh menegaskan pers itu pilar demokrasi. Tidak boleh ada
celah untuk melemahkan kemerdekaan pers. “Kita justru harus meningkatkan
kemerdekaannya untuk membangun negara yang kita banggakan dan kita cintai ini,”
ujar Nuh.
Kemerdekaan pers, imbuh Nuh, bermakna sangat penting untuk
kemanusiaan, dan pembangunan bangsa dan negara. Dalam tugas pers terdapat unsur
pendidikan yang mencerahkan, pemberdayaan, dan hiburan. Bahkan ada peran
kontrol sosial. “Jangan lupa ini pers,
kontrol sosial,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, M. Nuh mengapresiasi dan
mengucapkan terima kasih kepada SMSI yang ikut mengupayakan dan membuka
kesadaran masyarakat mengenai pentingnya meningkatkan kualitas kemerdekaan pers
seperti melalui Webinar ini.
Webinar ini sendiri dirancang oleh SMSI untuk menggantikan
acara peringatan Hari Pers se-Dunia yang batal diselenggarakan di Jakarta
karena Pandemi Covid-19.
Dalam kesempatan ini, Ketua Umum SMSI Firdaus melaporkan
perkembangan keanggotaan SMSI di seluruh Indonesia. “Sekarang ini,
alhamdulillah keanggotaan SMSI sudah mencapai 672 perusahaan media siber.
Secara administrasi semua sudah clear,” kata Firdaus.
Dalam waktu dekat SMSI mempunyai newsroom bersama, dengan anggota
dari perusahaan media yang berbeda-beda di Tanah Air. Jadi, SMSI di sini
membangun kebersamaan.
Sekarang ini, kata Nuh lagi, kita sedang dalam uji ketahanan
sistem. Bagaimana kita bisa bertahan hidup, bagaimana kita bisa nyalip di
tikungan ketika semua sedang mengerim.
Ini penting buat SMSI yang tengah mengeksplorasi cyber
space, dan membangun kebersamaan dengan filosofi “The Power of We”. (*/pur)
0 Comments