Para pekerja menyiapkan bibit tanaman berupa cabai, tomat, kacang panjang, dan terong. (Foto: Istimewa) |
NET - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)
melalui Baznas Microfinance Desa Gunung Sari menjalankan program Family Farming
di Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Family Farming merupakan salah satu bagian dari aksi Tanggap Covid-19 Baznas yang
bertujuan untuk menjaga kebutuhan pangan yang bergizi seimbang di tengah
pandemi Covid-19.
Family Farming masuk dalam program
skema pembiayaan baru, yakni Baznas melakukan refocusing pembiayaan untuk
mendorong investasi dan tenaga kerja, seperti gerai Mikro Tanggap Covid-19 yang
telah berjalan sebelumnya.
“Desa Langko merupakan desa
pertama dalam pelaksanaan Family Farming ini. Dalam proses sosialisasi program,
Pemerintah Desa menyambut baik program ini dan menjadikannya sebagai program
desa tanggap Covid-19," ujar Kepala Program Baznas Microfinance Noor Aziz
kepada wartawan, Rabu (22/4/2020).
Azis mnejelaskan skema yang
dikembangkan oleh Baznas Microfinance di Desa Langko adalah mitra mustahik
berperan sebagai kelompok yang menyediakan bibit, untuk kemudian dibeli oleh
Pemerintah Desa yang selanjutnya akan didistribusikan kepada sekitar 3.000
Kepala Keluarga (KK) di Desa tersebut. Target pembibitan yang disiapkan
sebanyak 15.000 bibit yang terdiri atas cabai, terong, tomat, dan kacang
panjang.
Noor mengungkapkan Baznas akan
turut serta melakukan pendampingan, terutama kepada para mustahik. Konsep
Family Farming adalah mengajak setiap keluarga untuk menanam tanaman pangan di
pekarangan rumahnya.
“Hal ini dilakukan agar setiap
keluarga mampu memenuhi kebutuhan pangan keluarga secara mandiri saat dalam
kondisi pandemi Covid-19 ini," ujarnya.
Pada akhirnya, kata Azis, semua
akan bermuara pada bagaimana orang bisa tetap produktif dalam kondisi yang
serba sulit saat ini. Selain itu, dengan semakin banyaknya ruang-ruang terbuka
yang berisi tanaman produktif, diyakini juga dapat memberikan dampak psikologis
bagi masyarakat untuk menumbuhkan harapan.
Sementara itu, Kepala Divisi
Pendayagunaan Baznas Randi Swandaru menambahkan dalam kondisi krisis Covid-19
yang tidak bisa diprediksi kapan akan berhenti, perlu adanya upaya antisipasi
khususnya terkait dengan cadangan kebutuhan pangan agar masyarakat dapat
berproduksi secara mandiri tidak bergantung pada pasokan bahan pangan dari
daerah lain.
"Dengan adanya inisiasi dari Baznas terkait
program family farming, diharapkan dapat menjadi alternatif masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan pangannya dengan hasil pengembangan di lahan mereka secara
mandiri selama kondisi pandemi ini. Ke depannya bukan tidak mungkin dapat
menjadi industri baru terkait dengan penyediaan pangan di Indonesia,” ungkap
Randi.
Melalui berbagai lembaga program,
Baznas terus mengupayakan untuk melakukan pemberdayaan kepada masyarakat atau
mustahik binaan khususnya agar tetap produktif meskipun dalam kondisi yang
sulit. Baznas telah menjalankan program bantuan secara tidak langsung lewat
berbagai aksi seperti pelibatan UKM (Usaha Kecil Menengah) disabilitas dalam
produksi masker dan juga pendirian gerai mikro untuk pelaku UKM. (dade)
0 Comments