Bata penahan panas berupa Bahan Berbahaya, dan Beracun (B-3) dibuang dekat madrasah. (Foto: Istimewa) |
NET - Kepala Seksi Penegakan Hukum Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Banten Dendi menyatakan bata penahan panas bekas
pakai tersebut termasuk bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Sehingga, sistem
pengelolaan limbah tersebut seharusnya dilakukan sesuai prosedur, tidak boleh
dibuang atau disimpan di sembarang tempat.
"Bata penahan panas yang dipakai untuk mengurangi
tingkat kepanasan yang dihasilkan dari pembakaran batu bara atau pembakaran
lainnya maka sisa pemakaian bata tersebut termasuk kategori limbah B-3," ujar
Dendi di Kota Serang, Selasa (17/3/2020).
Jika benar berasal dari perusahaan semen PT Cemindo
Gemilang, kata Dendi, PT Cemindo telah melanggar peraturan terkait sistem
pengelolaan limbah. "Kami akan mengecek kebenaran informasi tersebut. Jika
terbukti maka akan ditindaklanjuti sesuai peraturan yang berlaku,"
tukasnya.
Pernyataan disampaikan Dendi tersebut sehubungan dengan
ditemukan bongkahan benda keras dan berat mirip batako menumpuk di sebuah area
dekat gedung Sekolah Madrasah Diniyah Al
Ittihad, Kampung Sukarasa, Desa Pamubulan, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak.
Berdasarkan informasi yang didapat, benda yang belakangan diketahui limbah bata
isolasi itu disimpan entah oleh orang tidak bertanggung jawab sejak pertengahan
Februari 2020 lalu.
Dari beberapa sumber informasi yang berhasil dihimpun
wartawan, limbah bata isolasi atau bata penahan panas itu diduga bekas pakai
perusahaan Semen Merah Putih Bayah PT Cemindo Gemilang.
Belum banyak warga yang tahu, jika ternyata benda tersebut,
selain masih memiliki nilai jual, juga diduga mengandung Bahan Berbahaya, dan
Beracun (B3).
Sumber informasi menjelaskan bata penahan panas itu biasanya
digunakan oleh pekerja perusahaan pada saat proses pembuatan curah semen, yaitu
pembakaran kiln (ruang termal terisolasi/oven). Bata isolasi ini fungsinya untuk
meredam panas pada proses pembuatan klinker (curah semen) di kiln.
Setelah tidak terpakai lagi, limbah itu pun kemudian
disimpan entah oleh siapa ke lokasi tersebut. "Dari lokasi itu kemudian
ada yang mengangkut, dijual ke luar daerah," tutur Soleh, warga setempat ditemui
di wilayah itu, Minggu (15/3/2020). (*/pur)
0 Comments