Gde Siriana Yusuf: regenerasi kepemimpinan. (Foto: Istimewa/koleksi pribadi) |
Oleh: Gde Siriana Yusuf
PUBLIK sudah mengetahui bahwa
Partai Amanat Nasional (PAN) akan melakukan kongres V di Kota Kendari minggu
ini, tanggal 10-12 Februari 2020. Tentu publik, para pemilih dan simpatisan
ingin PAN memiliki Ketua Umum (Ketum) Partai yang dianggap mampu membawa PAN
bangkit dari keterpurukan di Pemilu 2019.
Bagaimana tidak dikatakan terpuruk,
dalam sejarah PAN mengikuti kontestasi legislatif, capaian pada Pemilu 2019
adalah yang terburuk yaitu hanya di peringkat ke-7. Jadi bisa dikatakan bahwa
Ketum PAN saat ini Zulkifli Hasan atau Zulhas telah gagal mengembangkan partai
PAN. Hal ini menjadi pertanyaan besar di kalangan warga PAN bagaimana Zulhas
tanpa prestasi ingin maju kembali ke bursa calon ketua umum (Caketum).
Apalagi perjalanan 22 tahun, PAN
punya fatsun politik yaitu Ketum hanya memimpin satu periode dan itu sudah
dimulai sejak Ketum pertama PAN Amien Rais. Sebagai partai reformasi, PAN ingin
menjadi pionir dalam mengembangkan regenerasi kepemimpinan yang muda, cerdas,
idealis, dan amanah. Apalagi untuk menghadapi Pemilu 2024 di mana kalangan
milenial dan Gen X akan mendominasi pemilih. Tidak bisa tidak PAN harus
melakukan refreshment diri agar jadi pilihan kalangan muda yang kritis dan
visioner.
Untuk menuju ke sana, salah satu
caketum yang mewakili kalangan muda Mulfachri Harahap (MH) memiliki modal besar
untuk mewujudkan harapan warga PAN. Selain didukung mayoritas pemilik suara di
daerah-daerah, MH juga jauh-jauh hari sudah menyatakan tidak akan ikut dalam
bursa Pilpres 2024. Dengan demikian MH ingin fokus memenangkan kader partai
pada Pemilu Legislatif (Pileg), bukan
fokus pada dirinya sendiri jika ikut Pemilihan Presiden (Pilpres).
Ini merupakan satu langkah awal yang amat
penting untuk membangun dan mengembangkan partai karena fokus dan sumber daya
yang ada digunakan untuk kepentingan seluruh kader PAN. Sudah seharusnya,
partai "membuat berita" tentang program-program bagus yang memberi
harapan banyak orang, bukan justru menjadi "korban berita"
kasus-kasus hukum pengurusnya.
Seperti ketika awal didirikan pada era reformasi
PAN menjadi harapan baru banyak orang untuk membangun demokrasi pasca Orde
Baru, maka kini di Timur, di Kota Kendari, MH akan memimpin PAN kembali menjadi
"matahari terbit" di langit biru Indonesia, mewujudkan harapan banyak
kader. (***)
Penulis adalah peneliti di Don
Adam Sharing Academy.
0 Comments