Tim Lebak Memanggil: kumpul sebelum bergerak ke medan juang. (Foto: Istimewa/RIM) |
Oleh: Gan-Gan R.A.
BENCANA banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Lebak,
Banten juga di berbagai tempat lainnya, seharusnya menjadi gerakan bersama
untuk merapatkan barisan dalam kesadaran dan perjuangan kemanusiaan untuk menjaga
harmoni dengan alam dan saling merawat lingkungan hidup.
Bencana banjir yang hampir serentak terjadi di berbagai penjuru di Indonesia ini, semoga meningkatkan kesadaran sosial dan ikatan persaudaraan sebagai sesama anak bangsa untuk lebih bersikap ramah terhadap alam. Memanusiawikan manusia adalah cara kita dalam memahami, merawat empati dan solidaritas kemanusiaan dengan kesadaran dan perjuangan.
Bencana banjir yang hampir serentak terjadi di berbagai penjuru di Indonesia ini, semoga meningkatkan kesadaran sosial dan ikatan persaudaraan sebagai sesama anak bangsa untuk lebih bersikap ramah terhadap alam. Memanusiawikan manusia adalah cara kita dalam memahami, merawat empati dan solidaritas kemanusiaan dengan kesadaran dan perjuangan.
*
Rumah Indonesia Merdeka (RIM) berkolaborasi dengan aktivis
senior yang terdiri dari kalangan profesional dari berbagai lintas disiplin
ilmu dan profesi, antara lain Adam Wahab dan Dadang RHS. Tidak ketinggalan juga
dari kalangan medis diwakili dokter spesialis jantung, dr. Billy, pengusaha
Irvan Gani, Akbar Haryono serta ahli IT Sulaiman.
Kolaborasi bersama RIM bermisi kemanusiaan ini tergabung
dalam 'Tim Lebak Memanggil.' Ketua Umum RIM, Gan-Gan RA, Sekjen RIM, Irwan, S
dan juga personil RIM lainnya, Rahmat Arafat Nasution serta Lutfhi ikut terjun
dalam gerakan empati dan solidaritas kemanusiaan ke lokasi bencana.
Tim Lebak Memanggil pada hari Minggu sore ini, tanggal 12
Januari 2020 akan merapat ke Rangkasitung dan esok harinya, Senin pagi tanggal
13 Januari 2020 siap terjun langsung ke lokasi yang tertimpa bencana banjir dan
longsor di Lebak, Banten sebagai representasi empati dan solidaritas untuk
kemanusiaan.
Masyarakat Lebak, Banten yang menjadi korban bencana banjir
dan longsor, kini hidup di tenda-tenda pengungsian dalam kondisi yang sangat
perlu uluran tangan kita sebagai sesama anak bangsa. Bentuk empati dan
solidaritas kemanusiaan yang diberikan para donatur, semoga bisa mengurangi
beban penderitaan saudara-saudara kita di Lebak, Banten.
Setelah dari Lebak, Banten agenda selanjutnya adalah
mengunjungi lokasi bencana banjir di kawasan Bogor yang juga tidak kalah
memprihatinkan. Dan Tim Lebak Memanggil berharap, semangat kemanusiaan seperti
ini tidak sebatas menyalurkan donasi ke masyarakat korban bencana, tetapi
memiliki nilai tambah dengan perbaikan design konsep tata lingkungan hidup yang
berhikmat pada kearifan alam.
Bencana alam selalu melahirkan tragedi yang getir dan
memilukan. Korban berjatuhan, bukan semata kehilangan harta benda tetapi juga
nyawa. Tragedi kemanusiaan akibat bencana banjir dan longsor menorehkan luka
demi luka di awal tahun 2020 ini. Infrastruktur berantakan. Jembatan terputus,
akses jalan lumpuh dan kegiatan ekonomi terganggu.
Bahkan yang lebih menyedihkan, banyak sekali bangunan rumah
masyarakat di beberapa titik di wilayah Lebak hancur, termasuk bangunan sekolah
rusak berat, ada juga yang nyaris rata dengan tanah. Tentunya ini menjadi
persoalan besar yang harus dipikirkan bersama, terutama persoalan traumatik yang
membekas dalam ingatan dan luka psikis di kalangan anak-anak.
Therapy traumatik atau yang biasa disebut traumatic healing
pasca bencana, menjadi hal penting yang harus segera dilakukan oleh penggiat
lembaga-lembaga yang berhubungan dengan permasalahan tersebut, dan bisa
melibatkan para aktivis kemanusiaan yang sudah berpengalaman di berbagai lokasi
bencana. Sejatinya, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) harus lebih
aktif berperan untuk menyembuhkan guncangan psikologis, terutama anak-anak di bawah
umur.
Tim Lebak Memanggil berharap, bencana banjir dan longsor
yang terjadi di Lebak, Banten juga di berbagai tempat lainnya, menjadi gerakan
bersama untuk merapatkan barisan dalam kesadaran dan perjuangan untuk menjaga
harmoni dengan alam dan saling merawat lingkungan hidup. Bencana banjir yang
hampir serentak terjadi di berbagai tempat ini, semoga meningkatan kesadaran
sosial dan ikatan persaudaraan sebagai sesama anak bangsa untuk lebih bersikap
ramah terhadap alam.
Alam adalah benteng pertahanan yang akan menjaga kita dari
ancaman bencana. Jika kita tidak ramah, apalagi merusak alam, maka alam pun
akan bereaksi keras. Bencana alam dan persoalan kemanusiaan yang ditimbulkan,
sebaiknya menjadikan bangsa ini bersatu untuk menggalang kekuatan kolektif agar
bisa kembali bangkit dalam ikatan persaudaraan dan semangat kesadaran merawat
alam.
Salam Pembebasan!!!
Tangerang, 12 Januari 2020 (***)
Penulis adalah Ketua Umum RIM (Rumah Indonesia
Merdeka).
0 Comments