![]() |
Ilustrasi saat pencari kerja melamar pekerjaan. (Foto: Istimewa) |
NET - Menyikapi Data Ketenagakerjaan Provinsi Banten hingga
Agustus 2019 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistisk (BPS) Provinsi
Banten, yakni lapangan kerja di Provinsi Banten terbatas, dengan angka pengangguran
terbuka juga tinggi.
Dari data BPS berdasarkan pendidikan, terlihat jika tingkat
pendidikan SLTA/sederajat menduduki posisi tertinggi yakni sebanyak 35.432 jiwa
atau 36,11 persen, kemudian disusul SLTP/sederajat sebanyak 16.861 jiwa atau
17,18 persen dan tidak/belum sekolah sebanyak 13.767 jiwa atau 14,03 persen.
Sementara tingkat pendidikan lainnya mengikuti setelahnya
seperti lulusan SD/sederajat sebanyak 13.556 jiwa atau 13,82 persen, Diploma
IV/Strata I sebanyak 8.142 jiwa atau 8,30 persen, belum tamat SD/sederajat
sebanyak 6.752 atau 6,88 persen, Akademi/Diploma III/Sarjana sebanyak 2.566
jiwa atau 2,62 persen, Strata II sebanyak 523 jiwa atau 0,53 persen, Diploma
I/II sebanyak 496 jiwa atau 0,51 persen dan strata III sebanyak 28 jiwa atau
0,03 persen.
Melihat kondisi tersebut, Gubernur Banten H. Wajidin Halim
yang akrab disapa WH itu, Selasa (12/11/2019) langsung menggelar Rapat Terbatas
dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, dan terjun langsung mencari
berbagai penyebab semua ini.
Seperti diketahui bahwa walaupun terjadi tren penurunan
angka pengangguran di Banten dari tahun ke tahun selama kurun waktu 3 tahun
terakhir, dimana dalam data BPS bahwa pengangguran di Banten Agustus 2017
sebesar 9,28 persen, Agustus 2018 sebesar 8,52 persen, dan Agustus 2019 sebesar
8, 11 persen. Hanya menjadi persoalan ketika prosentase secara Nasional, Banten
dikategorikan paling tinggi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan dalam angka
pengangguran terbuka Nasional dari 7,05 juta penganggur, sebanyak 10,42 persen
di antaranya merupakan lulusan SMK. Untuk di Pulau Jawa, Jawa Barat dengan
jumlah pengangguran terbuka sebanyak 1,9 juta jiwa, lulusan SMK mencapai 14,53
persen. Provinsi Jawa Timur dengan jumlah pengangguran terbuka sebanyak 840
ribu jiwa, sebanyak 8,65 persen diantaranya adalah lulusan SMK. Jawa Tengah
yang memiliki angka pengangguran terbuka sebanyak 820 juta jiwa, sebanyak 10,16
persen di antaranya merupakan lulusan SMK. Provinsi Banten dengan jumlah
pengangguran terbuka sebanyak 490,81 ribu orang, 13,03 persen merupakan lulusan
SMK.
Untuk lulusan SMK dalam angka pengangguran terbuka yang juga
telah menjadi persoalan nasional. Banten juga mengalami persoalan serupa
layaknya daerah-daerah lainnya di Indonesia.
"Jadi memang, persoalan tersebut menjadi permasalahan
nasional dan membutuhkan kerjasama semua pihak,” ungkapnya.
Itu sebabnya, Gubernur Banten menyarankan agar pendatang
yang bermaksud mencari kerja di Provinsi Banten untuk benar-benar mempersiapkan
kompetensinya mengingat tingkat persaingannya sangat tinggi.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Banten setelah merujuk
pada Data Profil Perkembangan Kependudukan di Provinsi Banten. Data ini juga
telah sesuai dengan data pencari Surat Keterangan Pencari Kerja (Kartu Kuning)
pada 8 Dinas Tenaga Kerja Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten.
Jumlah penduduk yang bermigrasi dari provinsi lain ke
Provinsi Banten mencapai 98.111 jiwa. Latar pendidikan terbanyak berasal dari
lulusan SLTA sederajat hingga 35.432 jiwa atau 36,11 persen. Sebanyak 21.247
atau 21,66 persen di antaranya berstatus belum/tidak bekerja, sehingga hal ini
menjadi salah satu indikator penyumbang cukup signifikan terhadap tingkat
pengangguran terbuka di Provinsi Banten. (*/pur)
0 Comments