Sekda Banten Al Muktabar menyerahkan cindera mata kepada Prof. Mitsutaku Makino dari perwakilan Jepang. (Foto: Istimewa) |
NET - Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Banten semakin serius dalam pengembangan lingkungan air laut dan
perikanan dengan prioritas kesejahteraan nelayan. Salah satunya dengan mulai
menerapkan teknologi Hydro Colour dan Fish GIS yang berfokus pada pemantauan
air laut dan kondisi strategis ikan laut sehingga dapat mempermudah nelayan
memperoleh tangkapan ikan.
Sekda Banten Al Muktabar
mengatakan hal itu saat menghadiri acara Workshop Internasional Kaji Terap Teknologi
Hydro Colour dan Fish Gis di Ballroom Bappeda Banten, Kawasan Pusat
Pemerintahan Provinsi Banten (KP-3B), Jalan Syeh Nawawi Albantani, Curug, Kota
Serang, Selasa (9/7/2019).
“Iya, kita berencana kemaritiman
di Banten lebih diperhatikan. Untuk itu, kita semoga bisa menghasilkan
teknologi baru seperti yang sudah dibahas tadi, agar dampaknya bisa dirasakan langsung oleh
masyarakat terutama nelayan,” ujar Sekda Al Muktabar.
Sekda Al Muktabar menjelaskan
bekerjasama dengan Bappeda Banten, Menristekdikti dan Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) mengundang setiap unsur terkait seperti Dinas Kelautan dan
Perikanan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, hingga para kelompok nelayan
dari berbagai daerah seperti Bekasi, Karangantu, dan Sukabumi. Bahkan serta
para pakar yang mumpuni dari berbagai Negara seperti Jepang dari Universitas
Tokyo, Kanada, China, Korea, dan Amerika Serikat.
Semua elemen yang hadir, kata
Sekda, menandakan keseriusan pemerintah dalam menyokong perikanan dan kelautan
di Banten.
Menurut Sekda, saat ini potensi
ikan dan laut sangat tinggi namun selama ini nelayan Banten masih banyak menggunakan
tenaga manual. Sekda berharap ada sejenis teknologi yang mempermudah nelayan
dalam menjalankan kerjanya. Sekda juga mengajak setiap elemen wajib menjaga
lingkungan laut dan isinya.
“Kita sadari betul potensi laut dan
ikan di Banten sangat tinggi. Sayangnya, teknik kita belum maksimal. Semoga
hasil workshop ini menghasilkan teknologi yang mempermudah para nelayan, saya
mau mengajak setiap individu untuk menjaga dan melestarikan ekosistem laut di
Banten," tutur Sekda.
Acara tersebut dihadiri juga oleh
Badan pengkajian dan penerapan Teknologi (BPPT) yang diwakili oleh Deputi
kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Soni Sulistia
Wirawan. Menurut Soni, workshop tersebut jangan sampai menjadi seremonial
semata dan harus ada pengawasan berkelanjutan.
"Ini kan ada yang dari
Bekasi, Indramayu, Depok juga ada jadi sayang sekali kalo acara ini cuma
seremonial, harus ada controlling berkesinambungan," ucap Soni.
Selain itu, ada juga dari
perwakilan organisasi PICES dari Jepang, Prof. Mitsutaku Makino, ia sangat
mengapresiasi seluruh hadirin serta berterimakasih banyak atas segala sambutan
dari Pemprov Banten sehingga kaji terap dapat terlaksana dengan baik.
"Kami sampaikan terima kasih
banyak atas partisipasi hadirin serta terimakasih atas jamuannya. Untuk 2 hari
ke depan, mari kita gali keilmuan dan teknologi dari workshop ini," kata
Mitsutaku.
Dari kelompok nelayan KAKAP
Karangantu, Kadma mengatakan dirinya memang selama ini kebanyakan melakukan
aktivitas nelayan menggunakan tenaga manual, ia berharap hasil dari workshop
itu bisa mempermudah profesinya.
“Saya belum tahu bentuk
teknologinya seperti apa. Yang jelas, saya harap bisa memudahkan kerjaan saya
karena kan selama ini kita kebanyakan cara alami aja gitu,” tutur Kadma.
Acara workshop yang digelar 2 hari
tersebut mulai dari 9 sampai 10 Juli 2019 dengan hari pertama membahas teori
kemudian hari kedua langsung praktik di Kawasan Karangantu bersama para
ahli. (*/pur)
0 Comments