![]() |
Para tokoh DOB Serang Barat menilai Bupati Serang Ratu Tatu tidak fokus. (Foto: Istimewa) |
NET - Merasa tidak puas dengan
kinerja Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, sejumlah tokoh Serang Barat
membangkitkan kembali semangat pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Serang Barat
melalui agenda silaturahmi dan konsolidasi Gerakan Masyarakat Serang Barat
menyambut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020.
Kegiatan tersebut digelar di
sebuah rumah makan di Kota Serang, Rabu (17/7/2019).
"Mengawal dan mendorong
pemekaran Serang Barat ini adalah amanah dari masyarakat. Maka hari ini, kita
bangkitkan kembali semangat pemekaran Serang Barat ini," ujar Yadi
Mulyadi, tokoh penggerak pemekaran DOB Serang Barat.
Atas dukungan masyarakat dan
berkeinginan terealisasinya Serang Barat, kata Yadi, ada beberapa harapan agar
bisa menjadi lebih baik lagi dan bisa lebih diperhatikan atau lebih fokus
pembangunan baik infrastruktur, pelayanan publik pendidikan dan kesehatan.
Yadi membeberkan banyak keluhan
yang didengarnya dari masyarakat terkait tidak maksimalnya layanan dari
Pemerintah Kabupaten Serang.
"Sekolah-sekolah yang
memenuhi spesifikasi atau kriteria itu adanya di Kota Serang, Kota Cilegon,
sedangkan dengan sistem zonasi masyarakat Serang Barat yang ingin mendapatkan
sekolah berkualitas, jadi sulit mengakses. Begitu pun dengan fasilitas
kesehatan juga sama, masih minim. Cerita duka lagi kalau mengurus dokumen
kependudukan, layanan ini sering dikeluhkan masyarakat," paparnya.
Yadi yang merupakan calon anggota
DPRD Kabupaten Serang terpilih itu, menyatakan komitmennya untuk terus
melakukan pengawalan setelah dilantik nanti, karena wilayah Kabupaten Serang sudah sangat layak
dimekarkan.
"Sudah sangat layak, wisata
kita punya, kawasan industri kita ada, tambang, sumber daya alam, perkebunan,
pertanian kita punya semua," imbuhnya.
Di tempat yang sama, Ade
Hananudin, dari kalangan tokoh muda warga Serang Barat lainnya menilai Bupati
Tatu tidak memiliki visi besar dalam membangun daerah. Banyak potensi di wilayah
Serang Barat yang tidak dapat dikelola secara maksimal.
"Masyarakat Serang Barat
merasa pemerintah sekarang ini tidak jelas fokusnya apa. Selain itu, pemimpin
kita tidak punya visi, bagaimana misalnya kita punya potensi wisata yang baik,
seperti Anyer, itu gak ada gebrakan spesial sama sekali untuk mengangkat Anyer.
Kalau saya sih terus terang raport merah," katanya.
Ade Hananudin yang merupakan
mantan Kepala Desa di Kecamatan Ciomas ini juga mengatakan menjelang
pelaksanaan Pilkada 2020, pihaknya berkeinginan ada sosok yang tampil dan
memiliki komitmen memperjuangkan berdirinya Kabupaten Serang Barat.
Ade menegaskan semangat mendorong
pemekaran daerah baru ini terutama akibat adanya ketidakpuasan masyarakat
terkait dengan layanan publik dari Pemerintah Kabupaten Serang yang saat ini
dipimpin Ratu Tatu Chasanah. Saat ini makin tampak jelas ketimpangan yang
terjadi di Kabupaten Serang.
"Kami mencari figur yang
punya komitmen, yang punya keinginan untuk mewujudkan Serang Barat sebagai
kabupaten, siapapun yang punya komitmen itu, akan kami dukung," tegasnya.
Sementara Ketua Forum Pemuda Serang
Barat Ahmad Fauzi Chan mengatakan wacana pembentukan Kabupaten Serang Barat
sebenarnya sudah sejak lama digulirkan bahkan sejak awal pasca berdirinya
Provinsi Banten. Selanjutnya sempat bergulir deras pada era kepemimpinan
pertama kali Akhmad Taufik Nuriman sebagai Bupati Serang periode 2005-2010.
"Tapi seiring berjalannya
waktu, beliau (Taufik Nuriman-red) 2 periode memimpin sampai sekarang berganti
lagi dengan Bupati baru Bu Tatu, wacana itu masih sebatas wacana," kata
pria yang akrab disapa Ichan ini.
Gerakan pemekaran DOB Serang Barat
ini memetakan ada 11 wilayah kecamatan yang masuk dari terkonsolidasi, yakni
Kecamatan: Ciomas, Pabuaran, Padarincang, Gunungsari, Mancak, Anyer, Cinangka,
Puloampel, Bojonegara, Kramatwatu, Waringinkurung, dan Baros. (*/pur)
0 Comments