Gubernur Banten H. Wahidin Halim (baju putih) dan peserta STQH Eva Hudaefah. (Foto: Istimewa) |
NET - Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) langsung
menyambangi kafilah Banten setelah tiba di Bandara Supadio, Pontianak, Rabu
(3/7/2019) saat peserta beradu tanding di Seleksi Tilawatil Quran dan
Hadist (STQH) XXV Nasional di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).
WH datang ke salah satu venue
perlombaan di Alun-alun Kapuas ba'da Isya atau sekitar pukul 19:45 WIB.
Saat menyaksikan WH sempat
ditemani mantan Mentri Agama Said Agil Al Munawar lalu ada pengurus serta
Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qiran (LPTQ) Banten Prof Sybli Syarjaya, Kepa
Biro (Karo) Kesra Irvan Santoso, KH Edi Junaidi Nawawi dari Majelis Ulama Islam
(MUI) Kota Tangerang.
WH terlihat sabar menunggu
meskipun panitia mendaftarkan urut peserta cabang Tilawah Dewasa Putri asal
Banten, yakni Eva Hudaefah pada posisi 18.
Setelah sekian waktu menunggu,
pada tengah malam sekitar pukul 00:11 WIB panitia STQH akhirnya memanggil Eva
Hudaefah tampil di panggung perlombaan.
Arena panggung yang berada di atas
Sungai Kapuas itu setelah Eva tampil, WH langsung menyalami dan memberikan
semangat.
Kedatangan Gubernur Banten Wahidin
Halim (WH) terkait dukung mendukung di ajang serupa bukan hal baru buat mantan
Walikota Tangerang ini.
Saat MTQ Nasional di Medan
beberapa waktu lalu, bahkan WH dua kali terbang bolak- balik Banten-Medan
menyambangi kafilah dan memberi motivasi kepada kafilah dan peserta.
"Pas saya jadi kepala desa,
kalau ada MTQ Insya Allah datang. Bahkan, ada pengalaman lain saat MTQ Banten
pertama kali digelar. Saya waktu itu masih menjabat Asda (Asisten Daerah-red)
di Pemkab Tangerang. Arena MTQ sempat roboh. Dan waktu itu juga Gubernur Banten
Ratu Atut Chosiyah terpeleset, saya bantu untuk kembali naik ke atas permukaan
tanah," ungkap WH, Kamis (4/7/2019).
Jadi, menurutnya, kafilah dan
peserta harus diberikan suport juga, maka itu walaupun sedang sibuk harus
menyempatkan datang ke Pontianak. Mereka berjuang membawa nama baik Banten, sebagai
kepala daerah wajib mendukung.
"Banten wilayah yang agamis.
Kalau pemerintah daerahnya diam tidak berinisiatif maka iklim agamis dan
berbudaya bakal pudar. Kita harus lebih dan lebih meningkatkan lagi,"
pungkasnya. (*/pur)
0 Comments