Walikota Tangerang Arief R. Wismansyah dan Wakil Walikota Tangerang H. Sachrudin. (Foto: Pemerintah Kota Tangerang) |
PASAR tradisional identik dengan
kumuh , bau, dan semrawut. Karenanya untuk menghilangkan asumsi yang kurang
nyaman itu, Pemerintah Kota Tangerang berupaya membenahi pengelolaan pasar
tradisional di wilayahnya agar ber-Standar Nasional Indonesia (SNI).
"Anggapan itulah yang terjadi
di masyarakat. Dan untuk memperbaikinya agar pasar tradisonal bersih dan
ber-SNI, perlu adanya komitmen dari pedagang maupun pengelolanya," ujar
Wakil Walikota Tangerang Sachrudin saat membuka Kegiatan Pembinaan dan
Pelatihan Pengelolaan Pasar Menuju Standar Nasional Indonesia (SNI) Tahun 2019
yang digagas oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang, pekan
lalu.
Sachrudinpun berharap agar pasar
rakyat itu dapat menciptakan daya tarik konsumen. Hal itu bisa dilakukan dengan
cara bagaiman penataan, kebersihan, kualitas barang dagangan dan segi keamanan
lingkungan yang ada di pasar itu sendiri, sehingga menarik perhatian
masyarakat.
"Saya yakin kalau semua itu
sudah terpenuhi, dapat meningkatkan kesejahteraan para pedagang tersebut,"
ucap Sachrudin.
Sebab, tambahnya, para konsumen,
tentu tidak akan segan lagi datang ke pasar tradisional untuk berbelanja.
Senada pula kata Agus
Sugiono, Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang, mengatakan daya
saing pasar rakyat dengan pasar modern akan sulit dilakukan apabila pelestarian
lingkungan pasar dan sekitarnya kurang bersih.
Karena itu, kata Agus, di hadapan
100 orang peserta dari 10 perwakilan
pasar tradisional di Kota Tangerang,
para pedagang dan pengelola harus mampu memberikan dukungan agar kondisi
pasar selalu bersih, sehingga program SNI bisa dilaksanakan dengan baik.
"Selain menjaga kebersihan,
para pedagang harus mampu meni gkatkan mutu barang dagangannya," kata dia.
(Adv)
0 Comments