Para Presiden Mahasiswa rapat di Rumah Kebangsaan Tjokoaminoto. (Foto: Dade Fachri/TangerangNet.Com) |
NET - Panasnya suhu politik pasca Pemilu yang
diselenggarakan pada 17 April 2019 lalu membuat Presiden Mahasiswa Nasional
berkumpul memberikan pandangan umum. Pandangan umum ini diberikan untuk menjadi
sebuah kesepakatan mahasiswa menjelang peringatan hari Kebangkitan Nasional dan
putusan Komisi Pemilihan Umum tentang hasil Pemilu 2019 pada 22 Mei mendatang.
Hal ini disampaikan oleh Bintang Wahyu Saputra, selaku
fasilitator acara yang bertajuk “Bincang bincang Mahasiswa di Rumah Kebangsaan
Tjokroaminoto”, Jalan Taman Amir Hamzah Nomor 2, Pengangsaan, Menteng, Jakarta
Pusat, Selasa (30/4/2019).
"Pertemuan pertama para Presiden Mahasiswa awalnya
berjalan kondusif sampai terjadi perdebatan yang mengakibatkan kondisi tidak
memungkinkan yang menyebabkan pertemuan di pending sampai lusa mendatang,"
ujar Bintang saat dimintai keterangannya perihal hasil kesepakatan dari
pertemuan Presiden Mahasiswa tersebut.
Bintang menambahkan hasil pertemuan pada awalnya
menginginkan aksi demonatrasi pada hari Kebangkitan Nasional pada 22 Mei 2019
sekaligus menyikapi situasi kekinian. "Namun, ketika sampai dengan point
tuntutan terdapat perbedaan antara dari Presiden Mahasiswa Universitas Negeri
Jakarta dan Universitas Azzahra yang membahas seputar kecurangan Pemilu dan
perlunya persatuan kesatuan Indonesia yang harus di jaga ditengah panasnya
situasi politik hari ini," tutur Bintang yang juga menjabat sebagai Ketua
Umum Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia.
Menanggapi deadlock yang terjadi, Bintang menuturkan pandangan
umum mahasiswa dan keputusan apa saja yang akan dilakukan untuk menyiasati
hasil Pemilu serta memeriahkan hari Kebangkitan Nasional akan digelar kembali
besok lusa di Rumah Kebangsaan HOS Tjokroaminoto.
"Ya, sampai akhirnya sidang dipending dan belum
memutuskan pandangan apapun karena teman-teman ingin mengkonsolidasikan dulu di
wadah berhimpun nya masing-masing," ungkap Bintang.
Bintang berharap semoga pada pertemuan selanjutnya bisa
menghadirkan pemikiran yang sama sehingga kita bisa berbuat nyata untuk bangsa
dan negara ini. "Kesepakatan yang ada dalam acara ini kita mewacanakan
aksi demonstrasi pada 12 Mei dan puncaknya pada 20 sampai 22 Mei mendatang,”
ucap Bintang.
Dalam acara, Bintang sempat membacakan prolog perlunya
menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia serta memberikan pandangan dengan
pikiran yang jernih kepada seluruh peserta. Acara ini dihadiri oleh perwakilan
Presiden Mahasiswa yang berhimpun di Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEM
NUS), BEM Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI), BEM Seluruh Indonesia (SI), BEM
Perguruan Tinggi Nahdatul Ulama (PTNU), Perguruan Tinggi Syarikat Islam (PTSI)
dan BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) serta Perwakilan Persatuan
Mahasiswa Indonesia Lintas Negara.
Sememtara itu, Perwakilan tersebut di antaranya Husnul
dari UHAMKA, Gugun Wardiono dari UNSOED Purwokerto, Sena dari UNUSIA, Novan
dari Azzahra, Umam dari STMT Trisakti, Eko Irawan dari UNPAM, Cecep
Hidayatullah dari PTAI, Iqram Aditya dari UNJ, Akmal dari Mahasiswa Lintas
Negara, Rizki Ibnu dari Chaldun Bogor, Yasser dari STMT MALAHAYATI dan Bintang
dari PTSI. (dade)
0 Comments