![]() |
Gubernur Banten H. Wahidin Halim (Foto: Dokumentasi TangerangNet.Com) |
NET - Gubernur Banten H. Wahidin Halim menyatakan untuk
membangun daerah yang memiliki nilai budaya dan kearifan lokal yang tinggi
seperti Banten, membutuhkan kepekaan dalam merasakan segala hal yang menjadi
kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Hal ini terbukti dengan hasil pembangunan
khususnya infrastruktur di Banten yang mulai dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat.
Oleh karenanya, Gubernur terus melatih seluruh bawahannya
dengan berbagai cara agar dapat bekerja dan melaksanakan pelayanan dengan
sepenuh hati dan berorientasi pada kepentingan masyarakat.
"Saya sering bertanya ke kepala-kepala dinas, rumah
kamu di mana? Kalau kamu berangkat kerja melewati jalan berlubang di sebelah
kanan nggak? Dia jawab tidak lihat. Saya suruh besok bila dia berangkat kerja
perhatikan lagi jalannya dan bener besoknya dia laporan membenarkan bahwa ada
jalan yang berlubang di sebelah kanan,” tutur Gubernur saat berdiskusi bersama
awak media di rumah dinas Gubernur, Jalan Ahmad Yani Nomor 158, Sumur Pecung,
Kota Serang, Kamis (18/4/2019).
“Nah itu maksud saya, kalau dia tahu apa yang terjadi di
sekitarnya, apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, dia akan tahu apa yang harus
dia kerjakan," ucap Gubernur Wahidin Halim (WH).
Menurut Gubernur, membangun dengan rasa itu juga
diterapkannya ketika merevitalisasi Kawasan Banten Lama. Meskipun sejumlah
pihak menunjukkan penolakan, namun Pemerintah Provinsi Banten bersikukuh ingin
membangun kembali peradaban di Kawasan Banten Lama. Sebelumnya, kumuh dan kotor, dan kini menjadi
lebih bersih, teratur, indah, dan memiliki daya tarik. Sehingga menciptakan kenyamanan
bagi setiap masyarakat yang mengunjunginya.
"Saya waktu mau bangun Banten Lama bilang, jangan
halangi saya untuk membangun. Karena saya tidak masalah kalaupun harus
meninggal dalam keadaan membangun. Memang butuh upaya yang keras untuk dapat melakukan
itu, karena saya harus melawan irasionalitas di Banten yang dapat menghalangi
kemajuan pembangunan untuk masyarakat Banten. Karena, saya merasakan sendiri
ketika berkunjung ke Banten Lama dulu dan sekarang itu berbeda," terang
WH.
Selain membangun Banten dengan rasa, kata Gubernur,
dibutuhkan pula spirit anti-korupsi tidak hanya oleh seluruh pejabat publik
tapi juga masyarakat luas. Spirit anti-korupsi seyogyanya menjadi konsep
kehidupan setiap umat manusia. Karena penerapannya selalu berkaitan dengan
kegiatan sehari-hari.
"Korupsi itu kan keserakahan akan syahwat ingin ini,
ingin itu. Sama seperti kita ketika menumpuk-numpuk barang yang kita sukai. Padahal
itu sebenarnya dosa, makanya harus didistribusikan. Begitu pun dengan pembangunan,
karena ada kepentingan pribadi ingin ini ingin itu yang berlebihan atau
serakah, uang yang bukan seharusnya digunakan untuk itu malah
diselewengkan," ungkap WH.
Oleh karenanya, Gubernur meningkatkan pendapatan pegawai
melalui tunjangan kinerja namun dengan syarat target kinerja harus tercapai
lebih dulu. Sehingga pegawai akan merasakan kepuasan berlipat ketika
pekerjaannya bagus dan memberikan manfaat untuk masyarakat sekaligus mendapatkan
penghasilan yang memadai.
"Supaya mereka bisa memantaskan diri atas apa yang
mereka dapatkan dari hasil yang mereka kerjakan," tuturnya. (*/pur)
0 Comments