Para masiswa yang melancarakan demo dengan membentangkan spanduk. (Foto: Istimewa) |
NET – Aliansi Mahasiswa se-Tangerang Raya melancarkan aksi
demo di Pusat Pemerintah Kota Tangerang, Jalan Satria Sudirman, Jumat
(14/9/2018) yang mengkritis Krisis Ekonomi Indonesia yang dijalankan
pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Demo yang dimulai sekitar pukul 14:15 WIB tersebut, dengan
membentangkan spanduk dan baliho serta menyampaikan orasi secara bergantian. Koordinator KomisarIat Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (Koorkom IMM) Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Farhan
Malik mengatakan unjuk rasa tersebut dilakukan mengajukan lima tuntutan.
Lima tuntutan tersebut, kata Farhan, stabilitas nilai tukar
dolar terhadap rupiah. Kedua stabilitas bahan pokok, ketiga stop tenaga kerja
asing, berdayakan tenaga kerja lokal. Keempat, stop impor, berdayakan produk
dalam negeri. Lima, mendesak Presiden Joko Widodo untuk mundur jika tidak mampu
menstabilkan ekonomi.
Sementaran itu, M. Riefqi Saputra dari Ikatan Mahasiswa Minang
Tangerang menyebutkan terbukti dari pelemahan rupiah yang kembali terjadi sejak
Februari 2018 lalu. Rupiah bahkan sudah menyentuh level Rp15 ribu per dolar AS
pada hari ini yang kemudian diiringi dengan kenaikan harga bahan pokok.
“Meskipun masih tergolong inflasi ringan (3,20 persen),
namun masyarakat perlu waspada jika indikator inflasi atau deflasi telah
mencapai angka tertentu,” tutur Riefqi.
Inflasi yang stabil, kata Riefqi, merupakan prasyarat bagi
pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, yang pada akhirnya memberikan
manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian
inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil
memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Selain unsur mahasiswa, ikut pula dari orgasisasi
kemasyarakatan (Ormas) Pemuda Pancasila (PP). “Gerakan mahasiswa menurunkan
Jokowi ibarat Bola Salju, bermula dari Riau terus menggelinding akan sampai ke
Istana,” ucap Dankoti Mahatidana PP Kota Tangerang Ubay Permana.
Mahasiswa bersatu tidak bisa dikalahkan, kata Ubay, bukan
cuma semboyan tapi menjadi kenyataan, pada 1998 Suharto dapat dilengserkan oleh
kekuatan mahasiswa yang bersatu dari seluruh Indonesia.
“Kini mahasiswa kembali bersatu dalam kurun waktu 20 tahun
sejak 1998, tampaknya sejarah akan berulang bahwa seorang Presiden dapat
kembali dilengserkan,” ujar Ubay. (ril)
1 Comments
Orang baik dijaga Tuhan. Berhenti menilai hal Negatif.jadilah Mahasiswa bahwa Anda Terpelajar. Salam Nusantara.
ReplyDelete