Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (tengah kanan) dan Wakil Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop (tengah kiri) saat dilakukan pertemuan. (Foto: Istimewa) |
NET - Ketua DPR RI
BambangSoesatyo berharap parlemen Indonesia bersama parlemen Turki tetap
konsisten untuk memperjuangkan isu Palestina dan krisis kemanusiaan di dunia.
Terlebih, konstitutusi kedua negara menjamin partisipasi aktif dalam menjaga
ketertiban dan perdamaian dunia.
"Kedua parlemen telah berkerjasama dengan baik di
berbagai forum internasional dalam memperjuangkan isu Palestina dan krisis
kemanusiaan di berbagai belahan dunia. Kami berharap kerjasama tersebut dapat
ditingkatkan pada masa yang akan datang serta mendukung upaya United Nations
Relief and Works Agency (UNWRA) dalam membantu pengungsi Palestina," ujar
Bambang Soesatyo, Sabtu (15/9/2018).
Hal itu dikemukan Bambang Soesatyo yang diakrab Bamsoet itu
saat mengadakan pertemuan bilateral dengan Wakil Ketua Parlemen Turki Mustafa
Sentop, sebelum dimulai pertemuan Ketua Parlemen MIKTA (Meksiko, Indonesia,
Korea, Turki dan Australia) di Denpasar, Bali.
Turut mendampingi Ketua DPR RI, Wakil Ketua DPR RI Fadli
Zon, anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI Fadel Muhammad, anggota Fraksi PPP DPR
RI Hasrul Azwar, Sekjen DPR RI Indra Iskandar serta Dirjen Kerjasama
Multilateral Kemenlu RI Febrian Ruddyard. Sementara Mustafa Sentop ditemani
anggota parlemen Turki Mustafa Elitas dan Erhan Usta.
Bamsoet mengapresiasi peningkatan hubungan bilateral kedua
negara di berbagai bidang. DPR RI sangat optimis hubungan kedua negara dapat
menguat di masa mendatang, terutama melalui hubungan antar parlemen.
"Indonesia dan Turki merupakan dua negara muslim besar
dengan sistem pemerintahan yang demokratis. Keduanya merupakan focal point
dalam pengembangan Islam moderat dan sekaligus sinergi dalam pemberantasan radikalisme
dan terorisme," tutur Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini memandang Turki sebagai
mitra penting dan strategis dalam bidang pertahanan. Kerjasama pengembangan
industri pertahanan melalui PT Pindad bersama FNSS Turki pada 2016, patut
diapreasiasi sebagai upaya untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
"Indonesia dan Turki memiliki kedaulatan untuk
menentukan sikap terutama terkait dalam isu keamanan dan perdamaian
internasional. Dalam kesempatan ini, kami berharap Indonesia dan Turki dapat
bekerjasama dengan baik untuk menangkal ancaman dan intervensi asing yang
mencoba membatasi kebebasan kita untuk menentukan sikap sebagai negara yang
berdaulat," urai Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN itu memaparkan total perdagangan
bilateral antara Indonesia dan Turki mengalami peningkatan dari 1,3 juta dolar
AS pada 2016, menjadi 1,7 juta dolar AS pada 2017. Kerjasama ini perlu
ditingkatkan melalui Indonesia Turkey Comprehensive Economy Partnership (IT
CEPA) yang sedang dalam tahap perundingan, sehingga hambatan ekspor kedua
negara dapat dikurangi.
"DPR RI mendukung peningkatan investasi Turki ke
Indonesia. Iklim investasi yang kondusif serta peningkatan tingkat kemudahan
berbisnis dari urutan ke- 91 pada 2016, menjadi urutan ke-72 pada 2017 menjadi
daya tarik bagi investor asing," tutur Bamsoet.
Legislator Partai Golkar dari Dapil VII Jawa Tengah yang
meliputi Kabupaten Kebumen, Banjarnegara dan Purbalingga ini, mengungkapkan
Indonesia saat ini tengah mengembangkan Pembiayaan Investasi non Anggaran
Pemerintah. Pembiayaan Investasi tersebut akan digunakan untuk membangun
infrastruktur di Indonesia, tanpa harus mengandalkan anggaran pemerintah.
"Kami mengundang para investor dari Turki untuk turut
berpartisipasi dalam program tersebut. Kami berharap Turki dapat menjadi mitra strategis
Indonesia dalam pengembangan ekonomi Islam dunia, terutama dalam pembangunan
infrastruktur," pungkas Bamsoet. (*/ril)
0 Comments