![]() |
Para penjahata digiring petugas sebelum konferensi pers: lebih tegas. (Foto: Man Handoyo/TangerangNet.Com) |
NET - Delapan kawanan penjahat jalanan,
yang kerap menjambret telpone genggan milik penggendara sepeda motor dibekuk
petugas Polsek Jatiuwung. Ironisnya, gembong dari kawanan penjahat jalanan itu
adalah anak dibawah umur (CD, 15).
Kapolsek Jatiuwung, Kompol
Eliantoro Jalmaf, Kamis (9/8/2018) mengatakan penangkapan terhadap delapan
orang spesialis penjambret telepon genggam pada Selasa (7/8/2018) dini hari itu berawal ketika mereka merampas
telepone genggam milik Cecep Nugraha, di Jalan Raya Gatot Subroto, Kecamatan
Jatiuwung, Kota Tangerang.
Dengan begitu, korban spontan
berteriak dan berusaha mengejarnya. Pada saat itu juga, WM, 17, salah satu dari
empat pelaku yang dibonceng oleh CD, 15, terjatuh, sehingga berhasil diamankan
oleh warga yang langsung menyerahkannya kepada petugas Polsek Jatiuwung.
Sedangkan CD dan dua orang pelaku
lainnya, HD, 18 dan YD, 17 berhasil melarikan diri. "Saat itu, mereka
beraksi empat orang. Dengan mengendarai dua sepda motor. Satu sepeda motor yang
dikendarai oleh CD dan MW bertugas untuk mengeksekusi. Dan satu kendaraan
lainnya yang dikendarai oleh HD dan YD bertugas menghalangi, bila ada kendaraan
yang mengejar," ujar Kapolsek.
Dengan ditangkapnya MW, kata
Kapolsek, petugas menangkap CD, HD, dan YD. Kemudian mengembang kepada pelaku
lainnya yaitu, KV, RM, FR dan KR. kesemuanya berstatus sebagai pelajar di
beberapa Sekolah Menengah Umum (SMU) dan tinggal di Perumahan Pondok Makmur,
Kecamatan Kuta Bumi, Kota Tangerang.
"Dari delapan orang pelaku
ini, hanya CD yang drop out sekolahnya,"' tutur Kapolsek.
Dia, kata Kapolsek, merupakan otak
dari jaringan spesialis penjambret telepon genggam pengendara sepeda motor yang
cukup meresahkan masyarakat.
Di hadapan petugas, CD mengaku
dalam kurun waktu satu bulan sudah melakukan aksinya sebanyak 22 kali, yaitu 13 kali di wilayah Jatiuwung, 2
kali di Karawaci, 1 kali di Neglasari, 1 kali di wilayah Cipondoh, Kota
Tangerang, 3 kali di Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, 1 kali Serpong dan 1
kali di Kelapa dua, Kota Tangerang Selatan.
"Saat beraksi, pasangan CD
selalu berganti-ganti pasangan. Apabila ingin untuk menjambret ditolak oleh
salah seorang temannya, ia akan memaki-maki dengan kata 'ah cemen lo',"
ungkap Kapolsek.
Kemudian hasil kejahatannya, bisa
ia jual secara langsung kepada mereka yang membutuhkan, bisa juga ditawarkan
melalui medsos. "Usia CD memang lebih muda ketimbang kawan yang lain. Tapi
dalan berbicara dia lebih tegas dan pintar," kata Kapolsek.
Sementara itu, CD mengaku
melakukan hal teraebut karena faktor ekonomi. Karena semenjak ditinggal mati
oleh ibunya, dia tinggal bersama neneknya di Perumahan Pondok Makmur, Kecamatan
Kuta Bumi, Kota Tangerang. Sedangkan bapaknya sudah beristri lagi dan tinggal
di Semarang, Jawa Tengah. (man)
0 Comments