Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

IPW Kecam Tindakan Brimob Datangi Gerindra Jateng

Ketua IPW Neta S. Pane: dikhawatirkan berkembang opini. 
(Foto: Istimewa/koleksi pribadi)  

NET - Aksi Brimob mendatangi kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Jawa Tengah (Jateng) sangat disesalkan. Aksi ini bisa dinilai sebagai pengkebirian terhadap demokrasi yang hendak dilakukan Brimob terhadap partai politik.

Ketua Presidium Ind Police Watch (IPW) Neta S. Pane mengecam keras aksi Brimob ini dan mendesak Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) segera memanggil Kepala Korps (Kakor) Brimob untuk mengklarifikasi peristiwa ini.

“Jika kasus ini tidak segera diklarifikasi, dikhawatirkan berkembang opini bahwa Brimob sudah tidak independen dan diperalat pihak tertentu untuk memojokkan partai politik tertentu,” ujar Neta kepada wartawan yang disampaikan melalui Siaran Pers, Minggu (6/5/2015).

IPW menilai penjelasan Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Jateng yang mengatakan kedatangan Brimob ke DPD Gerindra itu berhubungan dengan Pemiihan Kepala Daerah (Pilkada) justru akan membingungkan publik dan terkesan mengada-ada serta menimbulkan sejumlah pertanyaan.

“Pertama, kenapa di daerah lain yang juga melaksanakan Pilkada, Brimob tidak beraksi mendatangi DPD Gerindra,” tutur Neta dengan nada tanya.

Kedua, kata Neta, apakah peristiwa ini kebijakan Makin Brimob atau hanya sebatas kebijakan Brimob Jateng karena sejauh ini tidak ada instruksi KorBrimob agar pasukannya mendatangi partai partai di daerah. Sehingga patut jadi pertanyaan, siapa yang menginstruksikan agar Brimob Jateng mendatangi DPD Gerindara.

Ketiga, imbuh Neta, Kasat Brimob Jateng perlu diminta pertanggungjawabannya atas peristiwa ini. Sebab Aksi ini sudah melampaui wewenangnya dan konsekwensi Kasat Brimob Jateng harus dicopot dari jabatannya karena bisa menimbulkan kekacauan demokrasi.

Kenapa Kasat Brimob Jateng perlu dicopot? Sebab apa yang terjadi di Jateng adalah preseden yang bisa menimbulkan kekacauan politik dan benturan politik tingkat tinggi. Selain itu, peristiwa ini bertolak belakang dengan prinsip utama tugas Polri yang harusnya senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dan bukan menimbulkan keresahan di masyarakat.

Jika seandainya polisi mencurigai sesuatu di DPD Gerindra Jateng, kata Neta,  seharusnya polisi cukup melakukan operasi intelijen dan bukan mengerahkan Brimob sebagai pasukan komando. Bagaimana pun kasus ini tidak bisa dibiarkan dan harus diselesaikan agar tidak menjadi preseden bagi demokrasi dan menimbulkan benturan di masyarakat maupun di kalangan elit politik.

“Apalagi ke depan bangsa Indonesia menghadapi tahun politik yakni Polri diharapkan mampu bersikap profesional, independen, dan proporsional serta tidak terlibat dalam manuver politik praktis,” tutur Neta.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah aparat bersenjata mendatangi kantor DPD Gerindra Jateng di Jalan Kanguru Raya Semarang, Sabtu (5/5) sekitar pukul 10.00 WIB. (*/ril)

Post a Comment

0 Comments