Dwikorita Karnawati (berjilbab): masih ada mengalami hujan. (Foto: Dade Fachri/tangerangnet.com) |
NET - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
memperkirakan musim kemarau tahun ini terjadi mulai April mendatang. Analisa
BMKG menunjukkan curah hujan semakin rendah dimulai dari wilayah Nusa Tenggara
Timur (NTT).
“Kita bisa lihat April ini curah hujan semakin rendah, dalam
satu bulan bisa mencapai 55 milimeter terlihat mulai di daerah Nusa Tenggara
Timur,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kepada wartawan, Kamis (15/3/2018)
di Jakarta.
Sementara itu, kata Dwikorita, April ini di wilayah lain
masih ada yang mengalami hujan mencapai sampai 150 milimeter per-bulan. Melalui
peta Indonesia yang terlihat di awal Mei
zona kemarau semakin bertambah, dan puncaknya terjadi pada Agustus.
Kepala BMKG menjelaskan curah hujan diperkirakan milimeter
yang artinya tidak ada curah hujan sama sekali khususnya di daerah Jawa Timur
dan NTT. Agustus pun ini cokelatnya semakin gelap bila dilihat dari Jawa Timur
dan NTT semakin gelap, itu curah hujan bisa sampai 0 itu bisa terjadi artinya
tidak hujan sama sekali.
"Sehingga Agustus ini semakin luas dan kering. Jadi,
meluas kemarau itu diawali Juni dan puncaknya Agustus, namun BMKG memperkirakan
curah hujan dengan intensitas 400 milimeter hingga 500 milimeter mulai terjadi
di beberapa daerah pada bulan September," ujarnya.
Pada September tidak semua wilayah sudah mengalami curah
hujan yang normal. Kemarau akan tetap bertahan hingga Oktober 2018 di wilayah
selatan Indonesia khususnya di Pulau Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua,
kata Dwikorita.
Dwikorita mengatakan Oktober ini sudah mencapai curah hujan,
sudah mulai, tetapi nampaknya di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara ini, kemaraunya
masih bertahan sampai di wilayah Indonesia bagian selatan terutama Jawa,
Sulawesi, dan Papua bagian selatan.
“Kemarau di wilayah Ibu Kota akan mulai terjadi antara bulan
Juli dan Agustus," ungkap Dwikorita.
Kemudian Jakarta puncaknya pada September. Agustus itu
Jakarta sudah mulai harus waspada dan Juli sudah mulai berwarna coklat tua,
khusus Jakarta mulai Juli sudah masuk musim kering dan puncaknya Agustus hingga
September. Pada November musim kemarau
terlihat semakin berkurang dan curah hujan sudah mulai meningkat di daerah
Jawa.
Sedangkan, pada bulan Desember curah hujan sudah kembali
meningkat hingga mencapai 500 milimeter. "Akhirnya, Desember kita lihat
curah hujan semakin tinggi yang mencapai 500 milimeter semakin meluas di
Kalimantan, Papua 300 milimeter hampir di seluruh Indonesia," kata Dwikorita.
(dade)
0 Comments