![]() |
Kusnaedi saat diperiksa oleh dokter di sebuah klinik.
(Foto: Istimewa)
|
NET - Pada Sabtu, 30 Desember 2017 pukul 19:40 WIB telah terjadi kesalah pahaman dua kelompok
pemuda yang diduga kelompok (salah satu ormas Betawi) dengan kelompok (suatu
daerah dari luar pulau Jawa) di Pasar Induk Tanah Tinggii, Jalan Jenderal
Sudirman, Kota Tangerang.
Dari bentrokan tersebut, yang
mengakibatkan 3 orang korban jatuh. Dari kelompok daerah satu orang dan pedagang ada 2 orang.
Inilah kronolologis kejadiaoleh Kontributor TV One Kusnaedi. Pada pukul 20.00 WIB kelompok daerah akan menyerang ke dalam Pasar
Induk, namun bisa dihalau oleh petugas kepolisian.
Kelompok daerah berkumpul di depan
Pasar Induk Tanah Tinggi, tepatnya di Jalan Raya (Jalan Jenderal Sudirman-red)
di samping Pasar Beras Bulog, seberang Pasar Induk Tanah Tinggii.
“Saya dengan stringer menghampiri
kelompok tersebut untuk mencari info lebih lanjut. Ketika kelompok tersebut akan
sweeping ke kampung yang tidak dari lokasi dengan membawa samurai dan balok
serta bambu. Setelah mereka bergerak, saya langsung merekam kelompok itu dengan
menggunakan handphone,” ungkap Kusneadi kepada wartawan di lingkungan Pokja Wartawan
Harian Tangerang Raya, Senin (1/1/2018) .
Namun, kata Kusnadi, mendapatkan
penolakan kelompok itu untuk direkam. Dengan teriak, “Jangaaan direkaam.....!”
“Dan hanphone saya sempat dirampas.
Setelah saya bilang; Mas handphone saya balikin (kembalikan-red). Saya juga kenal dengan Ketua Pembina,
Mas. Setelah negosiasi, handphone saya pun
dikembalikan lagi,” ujar Kusnadi.
Setelah dandphone dikembalikan, terjadi sesuatu diluar dugaan. “Rekan 2 dari
kelompok itu langsung membabi buta ke arah saya. Pukulan dengan samurai serta
balok dan bogeman menyerang badan saya hingga terjatuh,” ucap Kusnaedi.
Masih kurang puas. “Setelah jatuh,
saya masih dilakukan hal yang sama serta diinjak-injak. Namun, saya bisa melarikan
diri ke arah petugas yang berbaju dinas TNI (Tentara Nasional Indonesia-red). Dan saya
memeluk anggota TNi itu, masih saja massa menyerang saya. Dan akhirnya rekan dari kelompok itu minta massa
berhenti; ‘stop stop itu orang media’.
Dan mereka membubarkan diri,” tulis Kusnaedi dalam kronologi kejadian.
“Usai kejadian, saya langsung ke
klinik karena muntah-muntah. Usai diperiksa oleh petugas klinik, saya diberi
resep,” ujar Kusnaedi menceritakan.
Menurut Kusnaedi, tidak hanya di
situ. “Saya langsung mendatangi kantor Polsek Tangerang Kota. Namun tidak ditanggapi
petugas,” keluh Kusnaedi.
Kusnaedi merasa tidak puas di
kantor Polsek di Jalan TMP Taruna, dia beserta saksi di lokasi, langsung mendatangi kantor Polres Tangerang Kota di Jalan Daan Mogot. Hal ini untuk menindaklanjuti kejadian
tersebut, “Namun ditolak. Juga dengan alasan di badan saya tidak ada luka-luka
atau kurang barang bukti”.
Kusnaedi mengatakan, “Saya ini
merasa dihalang-halangi saat tugas sebagai jurnalis”.
Jawab petugas kepolisian di
ruangan itu, apakah Anda kenal yang
mengatakan melarang Anda untuk meliput dan yang mana orangnya?
“Dan saya tidak menanggapi dan
kami langsung ke luar dari kantor Polres Metro Tangerang Kota,” ucap Kusnadi dengan rasa kecewa. (ril)
0 Comments