![]() |
Salah satu jalan raya di Kota Tangerang dijadikan pangkalan ojek online. (Foto: Istimewa) |
NET - Kemacetan lalulintas di Kota Tangerang belakangan ini semakin
menjadi. Itu disebabkan karena banyaknya
angkutan kota dan lainnya yang menurunkan dan menaikkan penumpang serta parkir di sembarang tempat.
Seperti yang terlihat di beberapa titik jalan protokol di Kota Tangerang. Di
Jalan: Jendral Sudirman, Perintis Kemerdekan, Veteran, TMP Taruna dan Daan
Mogot. Kesemrawutan di wilayah tersebut
sepanjang hari terjadi, karena banyaknya angkutan kota yang menaikkan dan menurunkan
penumpang sembarangan.
Selain angkot, banyak pula kendaraan roda empat lainnnya dan sepeda motor
yang parkir di sembarang tempat, sehingga mengganggu para pengguna jalan raya. Hal itu diakui oleh
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishup) Kota Tangerang Saeful Rohman.
Mantan Asisten Daerah I (Asda) Kota Tangerang itu menjelaskan kemacetan
atau kesenrawutan di Kota Tangerang, karena Kota Tangerang adalah kota lintasan
yang tiap hari dipenuhi atau dilalui berbagai kendaraan dari luar daerah,
seperti dari Jakarta, Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, dan lainnya.
Adapun penyebab lainnya, kata Saeful banyaknya kendaraan yang berhenti dan
parkir di sembarang tempat. Dan itu tidak hanya dilakukan oleh sopir angkot,
melainkan kendaraan pribadi dan angkutan online, baik roda dua maupun roda
empat. Padahal katanya, razia yang dilakukan oleh pihaknya bersama tim
pengawasan dan penertiban parkir liar yang terdiri dari pihak kepolisian ,
Garnisun serta TNI, kerap dilakukan.
"Dalam satu bulan 20 kali lebih kami melakukan razia. Tapi
kedisiplinan masyarakat belum juga bisa terobati," ujar Saeful.
Padahal, kata Saeful, dalam razia tersebut, pihaknya sudah memberikan
sanksi hingga ke pencabutan pentil. Dari September 2017 hingga saat ini,
tercatat sebanyak 870 pentil sepeda motor dan 180 pentil kendaraan roda empat
yang dilepas. Namun pelanggaran itu masih terus terjadi.
"Itu sanksi yang kami lakukan, sedangkan dari pihak kepolisian
sanksinya adalah tilang," kata Saeful.
Ditanya soal keberadaan angkutan kota di Kota Tangerang, Saeful menjelaskan
saat ini jumlahnya menurun dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu dari 2.800 angkutan
kota menjadi sekitar 1.500 angkot. Itu terjadi karena banyaknya pengusaha angkot
yang bangkrut lantaran keberadaan angkutan online.
"Sekarang ini yang menyebabkan terjadinya kemacetan adalah angkutan
online, baik roda empat maupun dua," ungkap Saeful.
Pasalnya, keberadaan mereka saat ini banyak yang parkir disembarang tempat
untuk mencari penumpang. Padahal seharusnya mereka tidak boleh mangkal karena
bisa menjaring penumpang dengan menggunakan aplikasi. (man)
0 Comments