GUBERNUR Banten H. Wahidin Halim (WH) mengaku akan
meningkatkan kompetensi dan mendorong lahirnya sumber daya manusia (SDM) yang
handal di Provinsi Banten. Langkah itu akan dilakukan dengan penguatan lulusan
siswa-siswi di sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA).
"Kita (Pemprov)
harus menjadi pendidikan bekualitas, yang berkorelasi dengan kebutuhan tenaga
kerja. Kita akan arahkan terutama (untuk) tenaga kejuruan, atau sarana-sarana
yang berhubungan dengan kebutuhan pertanian, industrialisasi, maka
manusia-manusia dalam bidang itu harus diproduksi (dibentuk/diciptakan),"
ujar WH usai rapat dengan panitia khusus (Pansus) Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)
RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), di Gedung Serba Guna DPRD
Banten, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP-3B), Kecamatan Curug,
beberapa waktu lalu.
Mantan Walikota
Tangerang ini menegaskan bahwa rencana tersebut masuk dalam target RPJMD
2017-2022. Penguatan SMD tersebut juga akan disesuaikan dengan potensi di
masing-masing daerah. Menurutnya, rencana itu sudah mulai dikomunikasikan
dengan daerah. "Nanti ada semacam network system (jaringan).
“Kita akan
membuat sekolah yang mampu melahirkan orang-orang atau lulusan-lulusan yang
berkompeten di bidangnya. Memang membangun pendidikan butuh waktu, tapi harus
dimulai dari sekarang. Ya paling sepuluh sampai dua puluh tahun, bisa,"
kata WH.
Gubernur berharap
agar pembangunan pendidikan ini benar-benar dapat diperhatikan karena program
ini adalah modal bangsa untuk memcetak generasi penerus. “Jadi berapa pun yang
dibutuhkan untuk pembangunan pendidikan, saya harapkan untuk diberikan asalkan
sesuai dengan aturan yang ada," jelasnya.
Menurutnya, dalam
meningkatkan akses dan kualitas pendidikan tersebut dibutuhan pula upaya
melalui pembangunan sekolah maupun menambahan ruang kelas baru SMA/SMK dan
pendidikan khusus, rehabilitasi ruang belajar dengan kondisi rusak berat.
Langkah lain, yakni penyediaan BOSDA serta peningkatan kompetensi guru SMA dan
SMK melalui pemberian beasiswa melanjutkan jenjang pendidikan Strata (S-1) atau S2.
Gubernur ingin
setiap program pembangunan bisa berimplikasi dan multifungsi. Misalnya,
pendidikan digarap itu secara riil dan dapat mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi
(LPE), menekan pengangguran, dan kemiskinan.
“Salah satu cara
untuk menekan angka penganguran di Provinsi Banten yaitu dengan megembangkan
pendidikan yang berkualitas, pendidikan terapan yang bisa berkorelasi dengan
kebutuhan tenaga kerja, sehingga menghasilakan manusia-manusia yang kompeten di
bidangnya,” jelasnya.
Lebih lanjut WH
mengatakan, penyusunan raperda RPJMD 2017-2022 itu berpedoman pada rencana
pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, dan rencana
pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) Banten tahun 2005-2025, dan
mengakomodasi visi misi gubenrur dan wakil gubernur.
“Kita telah
mendengar dan menyaring seluruh aspirasi atau masukan dari seluruh eleman
masyarakat melalui konsultasi publik dan musrenbang RPJMD," katanya.
Disinggung mengenai keinginan pansus raperda RPJMD yang ingin program-program
dalam RPJMD lebih detail, WH mengatakan bahwa program yang dibuat berdasarkan
pemetaan masalah secara konprehensif, seperti halnya kemiskinan, pendidikan dan
kesehatan. “Pendekatannya secara komprehensif, misalnya mengurangi beban hidup
masyarakat, seperti layanan kesehatan dan pendidikan,” jelasnya.
Ketua Pansus
Raperda RPJMD DPRD Banten Tubagus Luay Sofhani mengatakan secara keseluruhan
RPJMD Banten 2017-2022 sudah menjawab persoalan yang saat ini terjadi di
Banten. Termasuk di dalamnya mengungkapkan isu strategis seperti pengangguran,
pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. “Tadi mengungkapkan isu strategis,
kemudian juga strateginya sudah pas. Hanya saja masalah pendetailannya saja
yang (kurang) sedikit lagi,” ujarnya.
Menurut Luay,
program-program yang disampaikan Gubernur Banten Wahidin Halim, tinggal pada
pencocokan program saja, termasuk sasaran dan indikatornya sudah disampaikan.
"Bagaimana sasaran dan indikator agar program yang telah direncanakan bisa
tercapai. Indikator makronya sudah ada, nah itu yang sudah ada tinggal di
detailkan,” katanya.
Luay mengaku
tidak ingin membebani gubernur dan wakil gubernur terlalu tinggi dengan target
pembangunan yang harus dicapai, tapi harus melihat basis data yang ada, agar
program bersifat realistis. "Saya
optimistis RPJMD mampu menjawab permasalahan yang ada di Banten. Kalau melihat
semangatnya Insya Allah lah,” katanya.
Diketahui, dalam
RPJMD itu terdapat lima isu strategis yaitu kesenjangan wilayah, daya saing
daerah, kemiskinan dan penganggguran serta tata kelola Pemerintah. Selain itu,
terdapat program unggulan di antaranya pembangunan ekonomi, peningkatan akses
dan kualitas pelayanan kesehatan, pembangunan infrastruktur dan meningkatkan akses
dan kualitas pendidikan. (Adv-12)
0 Comments