Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Punakawan Show Bentuk Edukasi Zakat Gaya Laz Al-Azhar

Punakawan Show saat beraksi di mal.
(Foto: Dade, Tangerangnet.com)   
NET - Pusat perbelanjaan atau mall menjadi salah satu destinasi utama umat muslim dalam mengisi waktu selama Ramadhan.   Sekadar jalan-jalan menjadi salah satu alasan kian meningkatnya animo masyarakat untuk mengunjungi tempat ini di bulan Ramadhan.

"Memanfaatkan fenomena ini, Laz Al Azhar menggelar acara Punakawan Show yang bekerja sama dengan mall di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang. dan Bekasi-red). Harapannya, agar para pengunjung mall  bisa membawa oleh-oleh ilmu yang bermanfaat dari hasil jalan-jalan mereka ke pusat perbelanjaan, jadi tidak sekadar jalan-jalan," ujar Direktur Eksekutif Laz Al Azhar, Sigit Iko Sugondo, Sabtu (10/6) malam, di Mall One Bel Park Fatmawati.

Bukan hanya pesan moral, edukasi sadar zakat juga diberikan dalam acara yang sudah digelar sejak pada 2014 dan selalu dibanjiri oleh pengunjung yang rindu akan hiburan yang bermanfaat dan penuh dengan pesan moral. Tahun ini Tim Punakawan mengusung tema “Togog Menggugat”.

"Dalam cerita dikisahkan Togog yang merupakan adik dari Semar sekaligus Paman dari Petruk, Gareng, dan Bagong datang dengan berkeluh kesah tentang apa yang ia alami. Togog merasa kalau dirinya menjadi korban fitnah dan menjadi objek berita hoax dalam keadaan dunia khususnya tatar nusantara yang tengah memanas. Padahal yang ia lakukan dan perjuangkan adalah demi kebaikan Kerajaan Astina," ujarnya.

Sementara itu, melihat sang Paman gundah gulana Petruk, Gareng dan Bagong pun mencoba menghibur dengan berbagai cara, namun tak berhasil. Bukan menemukan ketenangan di negeri sendiri, Togog akhirnya memutuskan terbang ke luar negeri untuk mencari ketenteraman. Namun sayang waktu berminggu-minggu yang ia habiskan tak juga mendatangkan yang ia harapakan.

"Akhirnya ia kembali ke Astina untuk bertemu dengan Semar, Petruk, Gareng dan Bagong. Tetapi kedatangannya kali ini untuk menggugat kepada Tuhan tentang apa terjadi pada dirinya. Togog merasa Tuhan tidak adil. Ia banyak berbuat dan bekerja untuk negara tetapi harus menjadi korban hinaan dan cacian di masyarakat," ungkap Sigit.

Sosok semar yang dikenal dengan arif dan bijaksana pun akhirnya menenangkan kondisi. Dinasihatinya Togog bahwa semua yang sedang dialaminya merupakan garis takdir yang Maha Kuasa dan harus dihadapi dengan rasa ikhlas dan ridho agar timbul keberkahan. Togog pun menerima apa yang disampaikan Semar.

"Ia pun mulai merelakan dan mulai mengikhlaskan apa yang sedang ia alami,” ucap Sigit. (dade)



Post a Comment

0 Comments