Irjen Kemendikbud Daryanto (tengah): 17 laporan pengaduan. (Foto: Dade, Tangerangnet.com) |
NET – Sedikitnya 1,8 juta siswa Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah (SMA/MA) mengikuti Ujian Nasional (UN) 2017. Dari jumlah tersebut,
1.145.341 siswa mengikuti UN berbasis komputer (UNBK) dan 666.878 siswa
mengikuti UN berbasis kertas pinsil (UNKP).
"Jumlah sekolah yang
menyelenggarakan UNBK meningkat drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Bahkan ada beberapa daerah yang sudah 100 persen menggunakan UNBK. Ini menarik,
karena para satuan penyelenggara bersinergi dengan SMP/MTs (Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah-red), SMA/MA dan SMK (Sekolah Menengah
Kejuruan-red)," ujar Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Irjen Kemendikbud) Daryanto, kepada wartawan, Senin (10/4/2017), di
Gedung Kemendikbud, Jakarta.
Daryanto mengatakan dari 9.661
sekolah penyelenggara UNBK, terdapat 7.689 sekolah pelaksana UNBK mandiri dan
1.972 sekolah UNBK bergabung ke SMP/MTs dan SMK. Tahun ini Bangka Belitung, DKI
Jakarta dan DI Yogyakarta menjadi provinsi yang 100 persen menyelenggarakan
UNBK SMA/MA. Sedangkan wilayah lain, meski belum 100 persen tetapi menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan.
"Dari hasil kunjungannya keenam
sekolah, pelaksanaan UN 2017 hari pertama berjalan lancar. Bahkan siswa
terlihat lebih tenang ketika mengerjakan soal-soal UN. Tidak hanya itu, pihak
sekolah seperti guru, dan kepala sekolah mempersiapkannya dengan sangat baik,
sehingga tidak ada kendala berarti yang dijumpai selama UN hari pertama berlangsung,"
ujarnya.
Kecuali hanya masalah tertib
pelaksanaan UN, kata Daryanto, sehingga tidak memiliki dampak yang signifikan
pada pelaksanaan UN, dan berharap para siswa dan pihak sekolah tetap konsisten
untuk menjunjung tinggi kejujuran, melalui pelaksanaan UN sebagai bagian dari
evaluasi hasil belajar.
"Meski demikian, beberapa
kendala sempat terjadi seputar pelaksanaan UN, namun Kemendikbud menerima 17
laporan pengaduan terkait teknis maupun gangguan pelaksanaan UN. Ada 17 laporan
pengaduan yang telah kita terima hari ini," ungkap Daryanto.
Beberapa di antaranya seputar isu
kebocoran soal dan kunci jawaban, kata Daryanto, selebihnya terkait teknis
untuk isu kebocoran soal dan kunci jawaban. Pihak Kemendikbud memastikan tidak
terjadinya kecuranga. karena pelaksanaan UNBK berbasis sistem. “Untuk isu
kebocoran soal atau kunci jawaban, kita cek lagi,” ucap Daryanto.
Sementara itu, Sekretaris Badan
Standart Nasional Pendidikan (BSNP) Kiki Yuliati menjelaskan disampaikan soal
baru bisa diakses atau di-download 30 menit sebelum pelaksanaan ujian. Jadi kalau
ada yang coba akses sebelumnya tidak bisa, dan untuk masalah teknis seperti
listrik mati di beberapa tempat sudah bisa segera diatasi karena ada genset
untuk menolong. Jadi bisa segera memback-up .
"Tingkat acak soal dalam
satu ruangan ujian dinilai cukup tinggi. Sehingga bila terjadi kecurangan bisa
dipastikan tidak akan cocok satu dan lainnya. Satu ruangan randomize-nya,
sangat tinggi. Soal yang dibuat juga tidak langsung didistribusikan, karena
harus diunduh terlebih dulu. Jadi bobot soal tidak akan sama," kata Kiki.
(dade)
0 Comments