Neta S. Pane: Polisi perlu menjelaskan kepada publik. (Foto: Istimewa) |
NET - Penangkapan yang dilakukan jajaran Polda
Metro Jaya terhadap kelompok Islam yang akan melakukan demo 31 Maret tadi pagi
adalah sebuah tindakan arogan kepolisian yang membingungkan publik.
“Apalagi alasan penangkapan itu disebut polisi
bahwa mereka-mereka yang ditangkap akan
melakukan aksi makar,” ujar .Ketua Presidium Ind Police Watch (IPW) Neta S.
Pane kepada wartawan, Jumat (31/3/2017) melalui siaran pers yang diterima
TangerangNet.Com.
Ind Police Watch (IPW), kata Neta, mendesak polisi perlu menjelaskan secara
transparan aksi makar seperti apa yang akan mereka lakukan. Sebab beberapa
waktu lalu Polda Metro Jaya juga sudah menangkap sejumlah tokoh kelompok nasionalis
dengan tuduhan makar. Sekarang polisi kembali menangkap sejumlah tokoh Islam dengann
tuduhan makar.
“Jika mengikuti pola pikir Polda Metro ini,
berarti ada dua kelompok yang hendak melakukan makar, yakni kelompok nasionalis
dan kelompok agama. Tapi anehnya kenapa TNI (Tentara Nasional Indonesia-red) tenang-tenang saja,” tutur Neta keheranan.
Menurut Neta, kenapa BIN (Badan Intelijen
Nasiona-red) tidak memberi sinyal bahwa negara sudah gawat dengan adanya
kelompok nasionalis dan agama hendak melakukan makar. Anehnya lagi, hingga kini
para tokoh nasionalis yang pernah
ditangkap dengan tuduhan makar tidak jelas keberadaan kasusnya.
“Bahkan BAP (Berita Acara Pemeriksaan-red)-nya cenderung
ditelan bumi karena BAP-nya tidak pernah dilimpahkan ke kejaksaan,” ucap Neta
menegaskan.
Sebab itu, kata Neta, polisi harus menjelaskan
secara transparan bagaimana nasib BAP kasus
makar terhadap tokoh-tokoh nasionalis itu.
Bagaimana nasib BAP tokoh-tokoh Islam
yang dituduh makar dan sudah ditangkapi
itu nantinya. Sebab apa yg dilakukan Polda Metro Jaya akhir-akhir ini sangat
membingungkan.
“Ada apa dengan polisi. Jangan sampai polisi dituduh
memihak salah satu calon Gubernur DKI Jakarta
dan hanya karena ada pihak tertentu yg mendemo calon gubernur itu. Polisi
langsung main tangkap dengan tuduhan makar. Untuk itu, IPW mendesak polisi
segera melimpahkan BAP kasus makar
sebelumnya agar bisa dituntaskan dan dibuktikan di pengadilan. Apakah tuduhan polisi terhadap mereka benar
sesuai faktanya atau hanya reka-rekaan polisi untuk melakukan kriminalisasi
tokoh-tokoh kritis dan sekaligus berpihak pada calon gubernur tertentu,” ungkap Neta.
Sebelumnya,Polda Metro Jaya menangkap lima orang
terkait dengan dugaan upaya makar. Salah satu yang ditangkap adalah Muhammad
Al-Khaththath, Sekjen Forum Umat Islam (FUI).
"Iya betul ada lima orang yang ditangkap.
Salah satunya Sekjen FUI Al Khaththath itu," ujar Kabid Humas Polda Metro
Jaya Kombes (Pol) Argo Yuwono kepada wartawan, Jumat (31/3/2017).
Argo mengatakan kelima orang tersebut ditangkap di
lokasi berbeda pada pagi tadi. Saat ini kelimanya masih diperiksa secara
intensif di Markas Komando Korps Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
"Mereka ditangkap atas dugaan permufakatan
makar, tapi berbeda dengan yang sebelumnya," ujar Argo. (ril)
0 Comments