Menteri PP dan PA Yohana S. Yembise dan Wanita Islam. (Foto: Dade, TangerangNet.Com) |
NET - Peran
organisasi wanita dalam mendukung program ketahanan keluarga sangat besar,
begitu juga dengan Wanita Islam Indonesia. Mereka bisa bermanfaat untuk
menyampaikan atau menyosialisasikan
program pemerintah, yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak.
"Seiring
globalisasi, tentu berbagai permasalahan yang terjadi pada perempuan dan anak
kian beragam, bukan hanya kekerasan fisik, psikis, dan seksual tapi meliputi pula masalah narkoba,
trafficking, perlindungan tenaga kerja perempuan. Belum lagi persoalan
pornografi, pekerja anak, anak berhadapan dengan hukum, disabilitas serta persoalan
perempuan dan anak pascakonflik sosial," ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (PP dan PA) Yohana S. Yembise, Sabtu (11/2/2017), saat acara
pengukuhan Pengurus Pusat Wanita Islam (WI) periode 2016-2021, di Kantor PP
Wisma Wanita Islam, Jakarta Timur.
Melihat kondisi
ini, kata Yohana, maka permasalahan perempuan dan anak harus diselesaikan
dengan melibatkan berbagai pelaku pembangunan. Baik Pemerintah tingkat pusat
dan daerah, akademisi, lembaga masyarakat maupun dunia usaha, sekaligus
organisasi masyarakat.
Sementara itu,
Ketua Umum PP Wanita Islam, Dra Hj Marfuah Musthofa mengatakan Wanita Islam mencoba
menerjemahkan secara konkret kegiatannya dalam menghadapi tantangan pada era
globalisasi. Dalam bidang hukum, Wanita
Islam berupaya untuk berperan aktif, dalam menghadapi dan menyelesaikan
problema bangsa.
"Seperti,
turut melaksanakan program perlindungan terhadap tenaga kerja wanita (TKW),
perdagangan perempuan, serta membentuk lembaga konsultasi hukum untuk wanita,
keluarga, dan pekerja. Wanita Islam, juga mengembangkan ekonomi syariah melalui
industri rumahan, guna meningkatkan kesejahteraan keluarga," ujar Marfuah.
Juga membentuk
koperasi BMT (Baytul Maal wat Tamwil) dan mengembangkan ekonomi syariah bagi
usaha mikro. (dade)
0 Comments