![]() |
Direktur Utama IPC Elvyn G. Masassya paparkan program kerja IPC di hadapan Menko Maritim LB Panjaitan. (Foto: Dade, TangerangNet.Com) |
NET - PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC) terima kunjungan kerja dari Menteri
Koordinator Maritim Luhut Binsar Pandjaitan di Pelabuhan Tanjung Priok. Dalam
kunjungan kali ini, Menko Maritim ingin berdiskusi mengenai hal-hal strategis
kepelabuhanan, termasuk perkembangan program yang sedang berlangsung di IPC
Group dan stakeholders kepelabuhanan.
Direktur Utama
IPC Elvyn G. Masassya menerima dengan
baik kunjungan kerja Menko Maritim beserta jajarannya. Turut serta hadir dalam
kegiatan ini Direktur Utama PT Pelabuhan Tanjung Priok, PT Jakarta International Container Terminal (JICT),
PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT), New Priok Container Terminal One (NPCT1),
General Manager Kerja Sama Operasional Terminal Peti Kemas (KSO TPK) Koja,
Kepala Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok I Nyoman Gede Saputra, Kepala
Syahbandar Utama Tanjung Priok, Marwansyah serta stakeholders Pelabuhan Tanjung
Priok.
Kunjungan ke
Pelabuhan Tanjung Priok ini sekaligus untuk melakukan tinjauan lapangan ke
Terminal Penumpang Tanjung Priok, Pusat Percepatan Perizinan Impor dan Ekspor
Terpadu (P3IET), Terminal Petikemas
JICT, Terminal Petikemas KSO TPK Koja, Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT)
Graha Segara, Car Terminal PT IKT,
Terminal Petikemas Kalibaru, dan Emplasemen KA-JICT, Senin (23/1/2017).
Elvyn mengatakan secara konsisten IPC terus berupaya untuk
mengembangkan dan meningkatkan berbagai aspek yang secara bertahap menghadirkan
pelayanan cepat, mudah diakses, fasilitas fisik yang memadai, dan ramah
terhadap stakeholders. Salah satunya adalah dengan perbaikan layanan operasional
dan penyediaan infrastruktur dan suprastruktur yang lebih baik.
"Upaya
peningkatan konektivitas nasional dan kelancaran arus kapal dan barang,
termasuk dwelling time, perusahaan juga mendukung berbagai inisiatif dan usaha
pembenahan logistik maritim nasional,” tutur Elyn.
Sebagai salah
satu upaya perbaikan, kata Elvyn, dilakukan dengan mekanisme koordinasi antara operator pelabuhan
dengan semua instansi terkait, perusahaan juga mendukung penerapan Inaportnet
untuk pelayanan kapal dan pilot project Integrated Billing System (IBS) di
Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2016 lalu. Program Inaportnet adalah
inisiasi dari Kementerian Perhubungan yang bertujuan untuk mempercepat proses
administrasi pelayanan kapal secara on-line antara Otoritas Pelabuhan dan
Syahbandar dengan operator pelabuhan guna melayani para pengguna jasa.
Menurut Elvyn,
Integrated Billing System/Single Billing merupakan bagian dari program
Kementerian BUMN untuk mengintegrasikan
Sistem Pelayanan Jasa Kepelabuhan di seluruh Pelindo I-IV untuk pengguna jasa
secara on-line sehingga akan didapatkan sistem pelayanan yang terpadu dan
efisien guna mengoptimalkan biaya logistik sekaligus meningkatkan kemudahan
bertransaksi bagi pengguna jasa.
"Selanjutnya
akan dilakukan integrasi Inaportnet dengan Indonesia National Single Window
(INSW). INSW merupakan suatu sistem yang memungkinkan dilakukannya suatu
penyimpanan data dan informasi secara tunggal, proses data dan informasi secara
tunggal dan sinkron, serta pembuatan keputusan secara tunggal untuk pemberian
izin kepabeanan dan pengeluaran barang. Dengan adanya INSW, pengguna jasa dapat
melakukan tracking dengan mudah dari sisi dokumen perijinan serta pergerakan
dan status petikemas impor atau ekspor sehingga pengguna jasa dapat langsung
merespon kendala," ungkap Elvyn.
Perusahaan
memastikan kelancaran arus barang (flow of goods), kata Elvyn, khususnya bagian
kontribusi IPC pada tahap pre-clearance dan post clearance, dengan mempercepat
kegiatan bongkar muat kapal-dermaga, perawatan/peremajaan alat B/M, penerapan
terminal operating system (TOS) dan simulator training. Di sisi lain,
perusahaan juga mempercepat pelayanan delivery, mulai dari Pelabuhan Tanjung
Priok, termasuk membangun aplikasi e-services (transaksi on-line), maupun
pengaturan alur dan perpindahan truk, penerapan tarif progresif dan autogate.
"Perusahaan
mengimplementasikan Permenhub No. 116 tahun 2016 terkait pemindahan barang yang
melewati batas waktu penumpukan (long stay) dan berlaku pada empat pelabuhan
utama, yaitu Pelabuhan Tanjung Priok-Jakarta, Tanjung Perak-Surabaya, Belawan-Medan,
dan Pelabuhan Makassar. Dari sisi alur
dokumen (flow of documents), perusahaan mendukung proses integrasi Inaportnet
dengan INSW, dashboard online Dwelling Time, penataan TPS lini 2 dan koordinasi
dengan kantor pelayanan Pemerintah dan mitra-mitra kerja dan usaha
perusahaan," kata Elvyn.
Perusahaan senantiasa
mendukung program Pemerintah, kata Elvyn, dalam perbaikan dan pembangunan
sektor kepelabuhanan dan logistik maritim. Dalam pelaksanaannya, perusahaan
juga membutuhkan kolaborasi dan dukungan penuh Pemerintah maupun para pemangku
kepentingan lainnya. Ke depan diharapkan dapat dibangun keselarasan persepsi
dalam menangani berbagai isu sektor kepelabuhanan di Indonesia, termasuk
kapasitas, kinerja, teknologi informasi, aksesibilitas hinterland, konektivitas
antar moda, hingga perencanaan secara lebih terintegrasi.
"Besar harapan
kami bahwa kolaborasi antar-institusi dan pelaku usaha dapat membawa kita semua
ke langkah yang mengoptimalkan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia,"
kata Elvyn. (dade)
0 Comments