Hj. Sandera Sahelangi: tahun lebih bagus. (Foto: Istimeas) |
NET – Hukum harus senantiasa
ditegakkan tanpa pandang bulu dan harus merujuk kepada hukum yang tertinggi
yaitu hukum Allah SWT, bukan akal-akalan manusia.
“Mari kita sadari setiap peristlwa
yang dihadirkan di hadapan kita, adalah atas izin Allah. Tentunya selalu ada
pesan Allah kepada manusia. Kita hendaknya jangan terlalu mudah menghakimi,
kecuali jika memang kita adalah orang-orang yang diberikan hak untuk itu,"
ungkap Hj. Sandra Sahelang, Ketua
Yayasan Riyadhatul Ihsan, Hj. Sandra Sahelangi MBA, Sabtu (10/12//2016).
Oleh karena itu peristiwa 212, kata Sandra, membangunkan untuk selalu dapat memberikan respon positif
atas apapun yang dihadirkan Allah kepada bangsa Indonesia. Hal ini hendaknya disyukuri
bersama.
“Apabila kita adalah umat muslim yang cerdas, tentu kita akan saling
mendorong untuk mencerdaskan bangsa. Pancasila dihadirkan kepada bangsa
Indonesia untuk menghindarkan bangsa intansi dari kejahatan kemanusiaan,
seperti korupsi dan pelanggaran HAM,” tutur Sandra.
Manusia tidak mampu adil dan beradab, kata Sandra, jika belum disebut
manusia yang berperikemanusiaan. Kemanusiaan itu tumbuh dan berkembtang
perasaan kemanusiaannya, apabila manusia tersebut sudah mampu mengenal dirinya,
lalu mengenal Tuhan nya.
Dalam Pancasila sudah mencapai hakikat bintang yaitu memiliki keadilan
adab-adab. Adab meliputi tiga hal yaitu kepada Tuhan kepada alam semesta dan
seisinya serta kepada sesama manusia.
Hal itu, kata andra, dibahas dalamseminar yang dihadiri oleh pelajar,
mahasiswa, organisasi kepemudaan, guru-guru dan peserta lintas lembaga, lintas
agama dan lintas profesi ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Anti
Korupsi dan Hak Asasi Manusia.
Seminar Nasional yang ke -5 dengan tema: “Tanamkan Rasa Kemanusiaan Untuk
Menumbuhkan Keadilan & Adab Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Alam Semesta dan
Seisinya Serta Sesama Manusia”, di Gedung Joang 45, ll Menteng Raya No. 31,
Jakarta Pusat.
Maka kemanusiaan yang beradab satu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan
di dalam Pancasila. Hadir pada acara tersebut Erry
Riyana Hardjapamekas SE (mantan Wakil Ketua KPK); DR. H. Abdul Chair Ramadhan, SH, MH. (ahli pidana kasus penodaan Agama, Perwakilan MUI), lbu Hj. Yuni Budiastuti, SE, MBA
(Pemimpin Redaksi Buletin Holistik Kehidupan), DR. Elisa Anggraeni, STP, MSc.
(Buletin Holistik Kehidupan) dan Bima
Himawan Ramantika ST, MM (Direktur ISAQ Education Center).
Acara yang dipandu oleh Bima Himawan
Ramantika ST, MM (Direktur lSAQ Education Center) ini disampaikan dalam 3
segmen dan dimeriahkan dengan beragam tampilan seni karya Susilawati Susmono, yang memiliki makna yang
sangat dalam. Tampilan seni yang dibawakan oleh lSAQ Talents mencakup pembacaan
puisi yang berjudul ”Nasihat Kepada Diriku” tampilan Tari Kosongkan, Tari
Dhandanggula, Tari Syukur serta tampilan lagu berjudul Sesal, Terpiatu dan
Syukur," ujarnya.
Seminar Nasional ini adalah bukan hanya diatasi dengan cara
kuratif (penindakan), tetapi juga preventif (pencegahan). lbarat virus yang
selalu ada, kita hendaknya langan lupa membangun sistem kekebalan tubuh anti
korupsi dalam diri kita dan anak-anak bangsa, agar kita menang melawan ego
kita.
(dade)
0 Comments