![]() |
Wahidin Halim menyaksikan proses pembuatan tempe sampai dengan penggorengan: perlu tersedia kedelai. (Foto: Syafril Elain, TangerangNET.Com) |
NET – Kebutuhan kedelai
yang tinggi dan Indonesia masih mengandalkan impor, guna memenuhi kebutuhan
pasokan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) pengrajin
tempe, calon Gubernur Banten Wahidin Halim yang berpasangan dengan Andika
Hazrumy, akan menyiapkan lahan satu juta hektar untuk ladang kedelai di daerah
Lebak dan Pandeglang.
"Kemarin saya
sudah ketemu dengan para pengrajin tempe di Tanngerang. Kita survei ke darerah
Pandeglang dan Lebak dan memang cocok kontur tanahnya untuk tanam kedelai. Sudah ada ratusan bahka ribuan hektar yang
nantinya akan difungsikan untuk lahan pertanian kedelai," ujar Wahidin
Halim, saat melakukan kunjungan ke pengrajin tempe di Desa Panongan, Kecamatan
Panongan, Kabupaten Tangerang, Rabu, (9/11/2016).
Dengan adanya
lahan pertanian yang nanti dipersiapkan, lalu bisa ditanam kedelai, pengrajin tempe di Banten tidak akan kesulitan
dalam mencari bahan baku. Bahkan, bahan baku nantinya juga bisa memasok
pengrajin tempe di Jakarta.
"Dengan
adanya hasil pertanian kedelai akan bisa
memasok para pengrajin tempe se-Banten, bahkan Jakarta. Bila pasokan cukup, harga juga akan bisa stabil," tutur
Wahidin yang akrab disapa WH.
Terkait permasalahan
modal, Pemerintah Provinsi Banten seharusnya bisa menggelontorkan dana bagi
pengembangan UMKM. Hal itu akan dilakukan Wahidin jika ia dipercaya menjadi
Gubernur Banten.
“Bila hal
tersebut terlaksana nantinya, kedelai dari Banten bisa menjadi andalan secara
nasional. Di sini diperlukan kepedulian dari Pemerintah Daerah Provinsi Banten,”
ucap WH meyakinkan.
Sementara itu,
Solehah salah seorang pengrajin tempe yang berdialog i dengan Wahidin Halim,
juga meminta Pemerintah untuk memberikan bantuan alat pengolahan limbah.
"Harapannya
dari pihak Pemerintah, minta dibantu untuk pengadaan penyaringan limbah. Jadi
tidak mengganggu lingkungan masyarakat," ucap Solehah yang telah 7 tahun
menjadi pengrajin tempe. (ril)
0 Comments