Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mufti: kedaulatan bangsa. (Foto: Syafril Elain, TangerangNET.Com) |
NET –
Muhammadiyah tidak pernah berfikir akan menjatuhkan Presiden Joko Widodo karena
telalu mahal biaya yang akan ditanggung bila hal itu dilakukan. Muhammadiyah
mendukung Presiden Joko Widodo sampai periode 2014-2019 berakhir.
“Kita mendukung
sepenuhnya Pak Joko Widodo menjalankan
tugas sebagai Presiden Republik
Indonesia,” ujar Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (Sekum PP) Muhammadiyah Abudl
Mufti kepada wartawan di Kota Tangerang, Selasa (29/11/2016).
Hal itu
disampaikan Abdul Mufti pada kegiatan Tanwir 1 (rapat kerja nasional) Pimpinan
Pemuda Muhammadiyah di Hotel Narita, Cipondoh, Kota Tangerang.
Namun demikian,
kata Adul Mufti, bila Presiden Joko Widodo dinilai dalam menjalankan
Pemerintahan lemah, persiapkanlah penggantinya untuk periode mendatang. Masih ada
waktu sekitar tiga tahu lagi untuk mempersiapkan siapa yang akan mengganti Joko
Widodo.
“Muhammadiyah
bila punya perhatian terhadap pimpinan nasional, dari sekarang persiapkan kader
atau warga yang punya kualitas menjadi pemimpin nasional. Jadi, jangan ada
kader Muhammadiyah berfikir untuk menjatuhkan Presiden Joko Widodo di tengah
jalan dan lebih baik mengisi kegiatan yang sedang berjalan sekarang ini,” tutur
Abdul Mufti.
Yang perlu
dikritisi oleh kader Muhammadiyah, kata Abdul Mufti, adalah mencegah terjadinya
dominasi suatu kelompok kepada kelompok lain. Hal ini berkaitan dengan
kedaulatan bangsa dan kedaulatan ekonomi.
“Kedaulatan
bangsa dan kedaulatan ekonomi menjadi perhatian khusus bagi Mahummadiyah. Oleh
karena itu, Muhammadiyah pernah menggugat kebijakan Pemerintah tentang penguasaan
hajat hidup orang banyak. Gugatan tersebut dilakukan dalam konteks kehidupan
bernegara,” ujar Mufti.
Mufti
mencontohkan hutan Indonesia yang begitu luas harus diatur dalam pemberdayaan
sebagai sumber hidup dan kehidupan yang menyangkut hajat rakyat. Jangan sampai
hutan dikuasai oleh suatu kelompok untuk kepentingan kelompok lain. Peran
Pemerintah untuk mengatur Hak Penguasaan Hutan (HPH) menjadi penting dan
mempertimbangkan agar tidak kuasai satu kelompok.
Sementara itu,
Andik Setiawan, Media Center Tanwir 1 Pimpinan Pemuda Muhammadiyah menjelaskan
kegiatan berlangsung mulai pada 27 sampai 30 November 2016. Peserta yang hadir
dari 34 provnisi dan masing-masing provinsi membawa 6 orang peserta.
Adik Setiawan
mengatakan pada kepengurusan Pemuda Muhammadiyah periode 2014-2018 ini baru
pertama kali diadakan Tanwir. “Tanwir dalam suatu kepengurusan dilaksanakan
sebanyak tiga kali. Kota Tangerang mendapat kehormatan menyelenggarakan Tanwir
pertama,” tutur Andik. (ril)
0 Comments