Polisi menggiring pekerja dan pemilik pabrik ekstasi. (Foto: Istimewa) |
Hasil dari
penggerebekan tersebut, petugas mengamankan barang bukti berupa bubuk prekursor
atau bahan baku narkotika berwarna hijau muda dan ribuan butir pil
ekstasi yang sudah jadi.
Deputi
Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari mengatakan selain menemukan barang
bukti tersebut pihaknya juga berhasil mengamankan AC yang sedang memproduksi
barang terlarang itu.
Menurutnya
penggerebekan itu terjadi, berawal dari informasi yang menyebutkan adanya pengiriman prekursor ke berbagai daerah,
salah satunya ke wilayah Kota Tangerang.
Setelah
dilakukan penyelidikan,petugas merasa curiga terhadap adanya kontrakan di
wilayah itu. " Selama satu bulan kami melakukan penyelidikan. Dan akhirnya
kami melakukan penggrebekan dan menangkap AC yang sedang memproduksi barang
terlarang di kontrakan tersebut,"
ujar Arman.
Selain
mengamankan tersangka,k ata dia, pihaknya juga mengamankan berbagai barang
bukti seperti 2.600 butir pil ekstasi, prekursor ADK, dongkrak dan berbagai
peralatan lainnya. "Pengakuannya ini baru permulaan dan belum sempat
diedarkan. Namun dalam waktu satu hari tersangka mengaku sudah mampu
memproduksi sebanyak 500 butir pil
ekstasi," ungkap Arman.
Di hadapan
petugas , AC mengaku memproduksi barang terlarang tersebut atas suruhan AT,
penghuni Lapas Tangerang. "Mereka itu sama-sama napi. Selama di pejara, AC
diajari oleh AT bagaimana caranya
membuat ekstasi dan memasukkan prekusor ke Tangerang," tutur Arman.
Rencananya,
kata dia, pil ekstasi tersebut akan dikirim ke Lampung dengan modus
disembunyikan di dalam kemasan mie instan. Karena itu, kata dia, kasusnya akan
dikembangkan lebih lanjut. Berdasarkan pemantauan di lokasi, penggrebekan rumah
kontrakan itu mendapat perhatian dari masyarakat.
Mayoritas
diantara mereka tidak menduga jika rumah kontrakan tersebut akan dijadikan
sebagai tempat memproduksi ekstasi. "Kami tidak menduga jika rumah itu
dijadikan tempat produksi ekstasi. Tapi yang jelas penghuninya yang baru beberapa
hari tinggal di situ jarang ke luar. Dan kami pun tidak kenal," ucap Joko,
warga setempat.(man)
0 Comments