![]() |
Ilustrasi lambang BPPT. (Foto: Istimewa) |
NET - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) kerjasama program Joint Laboratory and Technology Transfer yang
ditawarkan oleh Pemerintah Cina dengan menggandeng mitra kerjasama dari Cina
baik dari lembaga riset maupun industri.
Salah satu mitra
industri yang digandeng BPPT adalah Qingdao Vland Biotech Group Co. Ltd yang
merupakan salah satu industri biotek besar di China. "Kerjasama ini
difokuskan pada transfer teknologi dan riset bersama untuk mengembangkan
teknologi produksi enzim dan biofertilizer dengan memanfaatkan fasilitas yang
ada di LAPTIAB-PUSPIPTEK, Serpong," ujar Kepala Badan Pengajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Prijanto, Kamis (2/6/2016), saat penandatanganan kerja sama antara BPPT dan
Cina di bidang biotechnology, di Kantor BPPT, Thamrin, Jakarta.
Sementara itu,
pengembangan teknologi enzim diarahkan untuk aplikasi enzim di industri seperti
industri pakan ternak, pulp dan kertas, industri kimia lainnya. Namun,
teknologi biofertilizer diharapkan dapat mendukung sistem pertanian hijau yang
menggunakan konsep pupuk berimbang untuk meningkatkan produktivita dengan tetap
menjaga kualitas lingkungan.
Unggul mengatakan
kerjasama ini diharapkan dapat meningkat penguasaan teknologi (bioteknologi) dan
mendorong pengembangan bioindustri di Indonesia. "Di samping itu,
kerjasama ini diharapkan dapat mewujudkan BPPT sebagai pusat unggulan di bidang
bioteknologi yang mampu menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang
bioteknologi," ujarnya.
Oleh karena itu, kata
Unggul, untuk melakukan akselerasi
perkembangan bioteknologi tersebut, BPPT melakukan kerjasama dengan lembaga
riset maupun mitra industri dari China, yang juga bagian dari kerjasama
Indonesia-China di bidang sains dan teknologi yang mempu dimulai sejak 2011
oleh Kemenristekdikti dan MOST of China serta dikoordinasikan oleh Kedutaan
Besar China melalui Firs Secretary of Science and Technology.
Sementara itu, Deputi
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Bidang Teknologi
Agroindustri dan Bioteknologi Eniya Listiani Dewi menjelaskan telah melakukan
berbagai kegiatan guna mendukung program diversifikasi pangan melalui inovasi
teknologi formulasi dan desain alat untuk pengolahan pangan berbahan baku
lokal, seperti jagung, sagu, dan ubi kayu. Selama ini dipersepsi hanya sebagai
tambahan makanan, dan bahkan diidentikan dengan kekurangan makanan. (dade)
0 Comments